Asuhan Keperawatan VK (IntraNatal) Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)

 ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

PADA NY. Y G1P0A0 PART 42-43 MINGGU KALA 1 FASE LATEN

DI RUANG BERSALIN RSUD DR. XX


PENGKAJIAN

No. Rekam  Medik    : 01208871  Tgl Masuk RS    : 26/11/2019

Ruang/Kelas              : R. Bersalin Tgl Pengkajian   : 26/11/2019, Jam 14.00 WIB

  1. IDENTITAS

Identitas Klien

Nama : Ny. Y

Umur : 19 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Sunda/Indonesia

Status Perkawinan : Kawin

Alamat :  

Dx. Medis/ GPA : G1P0A0 Part 42-43 Minggu Kala I Fase laten

Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. S

Tgl Lahir / Usia : 24 Tahun

Pendidikan : SLTP 

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama :Islam

Suku/ Bangsa : Sunda/Indonesia

Alamat :  V

Hubungan dengan Klien : Suami        


  1. RIWAYAT KESEHATAN

  1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Alasan Masuk RS : pada tanggal 25 November 2019 pasien mengatakan hamil 9 bulan, mules-mules sejak pukul 02.00 WIB, keluar air dari jalan lahir sejak pukul 05.00 WIB dan gerakan bayi masih dirasakan ibu, sehingga pasien ke puskesmas lembang pukul 10.30 WIB dengan hasil pmeriksaan TD 110/70 mmHg, TFU 35 cm, BJA 132x/menit, pembukaan 2 cm, ketuban (-) hijau, konsul dokter spesialis obgyn untuk rujuk ke RSUD dr. slamet Garut dan dapet therapy infus RL.

Keluhan Utama :  Pada tanggal 26 November 2019 pukul 13.00 WIB datang ke ponek dengan mengeluh mules-mules. Pada saat dikaji di Ruang Bersalin Pukul 14.00 pasien mengeluh nyeri atau mulas-mulas yang semakin meningkat

Keluhan saat ini : Saat di Ponek, pasien mengeluh mulas-mulas, keluar air/ lendir darah dari jalan lahir, TD: 120/80 mmHg, nadi 96 x/menit, suhu 36,40C, pernapasan 24 x/menit, pembukaan 2 cm, ketuban (-) berwarna hijau, TFU 34 cm, dan lingkar perut 101 cm, his 1x101x251, DJJ 134x/menit, hasil pemeriksaan dalam portio tebal lunak. Diberikan therapy RL dan cek laboratorium.

  1. Riwayat Kesehatan Dahulu

  • Riw. Operasi :  Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.

  • Riw. Perawatan : Pasien di rawat di RSUD dengan dignosa hiperemesi gravidarum

  • Riw. Penyakit : Pasien  tidak  memiliki  riwayat  penyakit  seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, anemia, asma, hepatitis, HIV, penyakit kelamin, penyakit ginjal, / penyakit lainnya kecuali penyakit hipertensi pada saat melahirkan anak pertama.

  • Riw. Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, mau pun alergi lainnya.

  • Riw. Penggunaan Obat : Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat obatan.

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga

  • Penyakit keturunan : pasien mengatakan anggota keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus ataupun jantung.

  • Penyakit Menular : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV, penyakit menular seksual baik pada keluarga mau pun suaminya.


  1. RIWAYAT OBSTETRI

  1. Riwayat Menstruasi

Usia Menarche :   12 Tahun

Siklus :   Teratur/ 28 Hari

Lama Haid : 5 hari

Keluhan Haid :   Nyeri haid (+), keluhan lain saat menstruasi tidak ada

  1. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah 1 kali, saat usia 19 tahun dan suaminya juga menikah 1 kali, saat usia 24 tahun (lama pernikahan 13 Bulan).

  1. Riwayat Infertil (Tidak Ada) 

Lama infertil         :   - 

Pengobatan           :   -

  1. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi

Pemakaian : Pasien menggunakan KB 

Jenis KB : KBsuntik 1 bulan

Waktu & Durasi : Pasien  menggunakan  KB suntik 1 bulan dan dilepas 

                                         karena ingin punya anak selama 4 bulan

Keluhan : Tidak ada

Perencanaan KB Selanjutnya : Setelah kelahiran ini, pasien berencana menggunakan KB kembali, yaitu menggunakan IUD sesuai dengan yang ditawari bidan

  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya

Anak ke-

Tgl lahir/

umur


L/P

PB/ BB

Usia kehamilan

Jenis persalinan

Penolong persalinan

Tempat bersalin

Keluhan & penyulit

saat kehamilan, persalinan, nifas


Kondisi

1

2019

Hamil sekarang ini


  1. Riwayat Kehamilan Sekarang

  • Status Obstetri : G1P0A0

  • HPHT : 10/2/2019

  • TP : 10/11/2019

  • Kehamilan direncanakan

Kehamilan    ini    telah    direncanakan    dan    memang diinginkan oleh pasien dan suaminya

  • Kelas Prenatal: Pasien tidak mengikuti kelas prenatal

  • Riwayat ANC : 

Pasien  melakukan  pemeriksaan  kehamilannya  secara rutin di posyandu sejak awal kehamilan, jumlah kunjungan sebanyak 9 kali. Pasien mengikuti anjuran bidan termasuk untuk mengkonsumsi vitamin kehamilan, tablet Fe, makan bernutrisi, dan menghindari konsumsi jamu/ obat- obatan tanpa resep dokter. Pasien terakhir memeriksakan kehamilannya 1 minggu yang lalu karena kehamilannya telah memasuki waktu taksiran partus, dikatakan kondisi ibu dan janin baik dan disarankan kembali lagi 1 minggu kemudian atau bila ada tanda-tanda persalinan. Selama ANC, pasien pernah memeriksakan kehamilannya dengan USG dikatakan kondisi janin baik.

  • Riwayat Imunisasi :TT 1 kali saat hamil

  • Konsumsi Tab. Fe: 

Pasien mendapatkan talet Fe dari bidan dan meminumnya  Secara teratur.

  • Riw. Trimester I: Pasien mengalami mual muntah selama 4 bulan pertama kehamilan sampai dirawat di RSUD

  • Riw. Trimester II: 

Pada trimester ini pasien tidak merasakan keluhan, gerakan   janin sudah dirasakan pasien saat usia kehamilan 4 bulan

  • Riwayat Trimester III: Pada trimester ini pasien tidak merasakan keluhan

  • Kebersediaan Rawat : Pasien mengatakan setelah pulih ingin segera pulang setelah Melahirkan

  • Kebersihan rooming in: Pasien Menginginkan untuk dapat dirawat bersama dengan bayinya

  • Kebutuhan Edukasi: Rencana perawatan pasien dan bayi, pemberian ASI eksklusif, perencanaan KB



  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya

Pada kehamilannya, pasien mengalami keluhan mual muntah di awal usia kehamilan, makan minum berkurang namun meningkat kembali seiring keluhan berkurang dan hilang.


  1. PEMERIKSAAN FISIK

KU : Sedang

Kesadaran : Compos mentis

TTV : TD : 120/80 mmHg   N : 96 x/Menit

  R : 24 x/Menit   S : 36,4 oC

Antropometri : TB 161 cm 

   Kategori IMT (Depkes RI) :

  • < 17,0 : Kurus tk berat

  • 17,0-18,4 : Kurus tk ringan

  • 18,5-25,0 : Normal

  • 25,1-27,0 : Gemuk tk ringan

  • ˃ 27,0 : Gemuk tk berat

BB sebelum hamil : 66 IMT : 25 (Gemuk tk ringan)

BB setelah hamil : 77 IMT: 29 (Gemuk tk berat)

Nyeri :






Tipe : Akut

P : Faktor pencetus karena kontraksi, 

Q : Nyeri terasa mulas dan kencang-kencang,

R : Lokasi nyeri pada area perut menyebar ke punggung, 

S : Skala berada pada tingkat 8 derajat nyeri berat,

T : Terus menerus

Pemeriksaan Per Sistem

  1. Sistem Respirasi

Pola Nafas

:

Normal

Tipe Pernapasan

:

Mulut dan hidung tanpa disertai penggunaan cuping hidung

Retraksi

:

Tidak Ada 

Suara

:

Vesikuler kanan kiri, tidak ada ronchi maupun wheezing

Batuk

:

Tidak Ada

Perkusi

:

Sonor/ Normal

  1. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi

:

CRT < 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, clubbing finger (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)

Edema

:

(-)

Bunyi Jantung

:

Tunggal/ murni tanpa disertai suara jantung tambahan, murmur, maupun gallop

  1. Sistem Gastrointestinal

Mulut

:

Mukosa bibir lembab

Abdomen

:

Tidak ada distensi, BU normal (7 per menit)

Anus & Rektum

:

Tidak ada benjolan atau hemoroid

  1. Sistem Integumen

Rambut

:

Bersih, warna hitam, sebaran merata, tidak rontok

Kuku

:

Pendek

Turgor

:

Elastis

Mukosa

:

Kering

Luka

:

Tidak ada luka

Cloasma Grav.

:

(-)

Linea

Stretch Mark

:

:

Nigra

Ada di bagian perut bawah dan paha atas

  1. Sistem Reproduksi

Payudara

:

Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak bengkak, masih lembek, tidak ada nyeri, putting menonjol, areola cokelat kehitaman, kolostrum (+)

Abdomen

:

TFU 

LP

Kontraksi

: 34 cm

: 101 cm

: (+)



Leopold I

: Bagian teratas bokong



Leopold II

: Punggung kiri



Leopold III

: Bagian terendah kepala janin, sudah memasuki PAP



Leopold IV

: Penurunan kepala 4/5



DJJ

: 134 x/menit, kuat reguler 

(pemantauan lebih lanjut di partograf)

Genetalia

:

Bersih, terdapat lendir blood show, tidak ada varises.

Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan serviks 2 cm, portio teraba tebal, lunak, selaput ketuban(-)


  1. Sistem Urinaria


Pasien mengeluh mulasa, BAK sering sehingga menggunakan diapers agar tidak naik turun bed untuk ke toilet, warna urin kuning, keluhan lain tidak ada.


  1. Sistem Muskuloskeletal


Pasien dapat bergerak bebas, tidak ada edema, nyeri (-), kelainan maupun keluhan lain yang mengganggu pergerakan pasien.


  1. Sistem Neurologi dan Sensori

Kesadaran CM (GCS 15), tidak ada nyeri kepala, kejang, paralisis, parese, parestesi, maupun malaise, pupil isokor, reflek patella (+)/(+).


  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (26/11/2019)

Nama Test

Hasil

Unit

Nilai Normal

Hematologi 

PT-INR

Masa Prothrombin (PT)

INR

APTT

Darah Rutin 

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit 

IMUNOSEROLOGI

HIV

HBsAg

Kimia Klinik

AST (SGOT)

ALT (SGPT)



12.8

1.02

28.8


13.0

37

14.380

396.000

4.45


Negatif

Negatif


28

14 



detik

%

detik


g/dL

%

/mm3

/mm3

juta/mm3


Unit



U/L

U/L



10,9 - 14,4

0,83 - 1,16

23,9 - 39,3


12,0 - 16,0

35 - 47

3.800 - 10.600

150.000 - 440.000

3,6 - 5,6


Non Reaktif

Negatif


3 - 45 

0 - 35


  1. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR

  1. Nutrisi

:

Frekuensi : Biasanya pasien makan 2 kali/hari, makan snack seperti kue kering sehari 6 kali

Komposisi : Nasi, lauk (biasanya tempe, tahu, telur, ayam, ikan), sayur

Terakhir makan nasi : pagi-pagi dan siang makan roti.

Pemenuhan nutrisi saat persalinan : Pasien membawa bekal roti kering yang sesekali di makan oleh pasien jika tidak ada mulas.

  1. Cairan

:

Oral : Pasien membawa bekal minuman air putih 1 botol (1500 ml). Sejak masuk RS kurang lebih sudah minum sebanyak 500 ml air putih.

Parenteral : Infus RL

  1. Eliminasi

BAK


BAB


:


:


Pasien mengatakan sering BAK, warna kuning, frekuensi 6-9 kali/hari, terpasang Pempers

Pasien mengatakan BAB seperti sebelum hamil, konsistensi lembek, terakhir BAB kemarin siang.

  1. Kebersihan Umum

:

Pasien biasanya mandi 2 kali sehari, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali. Terakhir mandi, ganti pakaian, gosok gigi, keramas kemarin sore.

  1. Aktivitas 


  1. Istirahat

:


:

Pasien seharinya-harinya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. 

Akhir-akhir ini tidurnya terasa kurang nyaman karena sering BAK dan mudah capek terutama pinggangnya pegal. Meskipun demikian, pasien mengatakan kebutuhan tidurnya cukup terpenuhi dengan tidur malam dari pukul 21.00-04.30 dengan intensitas bangun untuk BAK 2-3 kali semalam, serta pukul 13.00-15.00 pasien tidur siang.

  1. Seksual

Pasien mengatakan diawal kehamilannya jarang melakukan hubungan seksual (kadang 3 minggu sekali) dan kembali normal saat memasuki bulan ke 6 (1 minggu dua kali). Namun, akhir-akhir ini pasien melakukan hubungan seksual sudah jarang, terakhir lupa kapan melakukan hubungan seksual.

  1. Dukungan

:

Pasien mendapatkan dukungan positif dari suami dan keluarganya.

  1. DUKUNGAN PSIKOSOSIAL

  1. Psikologis : Pasien mengatakan sudah siap menjalani persalinan karena memang sudah dinantikannya bersama keluarganya. Persalinan ini merupakan persalinan pertama dan  berharap persalinannya normal dan berlangsung tidak terlalu lama. 

  2. Sosial : Pasien mengatakan mendapatkan dukungan penuh baik dari suami, keluarga besar, teman, maupun lingkungannya.  

  3. Ekonomi : Pasien mengatakan tidak khawatir terkait pembiayaan persalinan anak pertamanya dan pihak keluarga juga menyatakan kesiapannya membantu pasien apabila diperlukan terkait pembiayaan.

  1. KEYAKINAN, BUDAYA, DAN SPIRITUAL  

Pasien tidak memiliki keyakinan tertentu baik tentang pantangan dan anjuran makanan/minuman, kebiasaan, perawatan kehamilan, persalinan, nifas maupun program KB yang bertentangan dengan kesehatan.





LAPORAN PERSALINAN

 

PENGKAJIAN KALA I 

Mulai Jam : 13.00 WIB

Tanda dan Gejala : Kontraksi semakin kuat, pembukaan 2 cm 

TTV : TD 120/80 mmHg,  N 96 x/menit,  RR 24 x/manit,  T 36,4 o

Lama Kala I : + 5 Jam/ (Jam 13.00 - 18.00) 

Keadaan Psikososial : Pasien mengatakan sudah siap menjalani persalinan karena 

  memang sudah dinantikannya bersama keluarganya. Persalinan 

  ini merupakan persalinan pertama dan  berharap persaliannya 

  normal dan berlangsung tidak terlalu lama

Kebutuhan Khusus : Pasien mengatakan ingin didampingi oleh suami dan keluarga 

  selama   persalinan dan ingin dirawat diruangan yang sama

 dengan bayinya 

Tindakan / Pengobatan : Pasien sedang dalam pemantauan pemberian cairan RL 500 

  cc/8 jam (20 tpm) dengan drip Oxitosin, observasi KU, TTV,

  kemajuan persalinan, dan DJJ, rencana terminasi kehamilan   

  pervaginam. Obs. Kemajuan Persalinan : (Terlampir di 

  partograf)














Analisa Data

No

Data

Etiologi

Masalah

1

DS :

  • Pasien mengatakan nyeri skala 8 saat kontraksi, Nyeri terasa mulas dan kencang-kencang, lokasi nyeri pada area perut menyebar ke punggung nyeri dirasakan  terus menerus


DO :

  • TD 120/80 mmHg, 

  • N 96 x/menit, 

  • RR 24 x/menit 

  • Pembukaan 2 cm

  • Kontraksi (+)

  • Ibu pada Fase laten

  • His 1x101x251

  • Penurunan kepala 4/5

Kehamilan usia tua

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 












Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada jaringn sekitar vagina


2

DS :

DO :

  • DJJ 134 x/menit

  • His 1x101x251

  • TD 120/80 mmHg, 

  • N 96 x/menit, 

  • RR 24 x/menit


Kala I


Fase Laten


Kontraksi meningkat


Dilatasi uterus


Tekanan pada jaringan


Resiko distres janin

Resiko ditress janin berhubungan dengan kontraksi meningkat


3

DS :

  • Pasien mengatakan khawatir dengan persalinan karena sudah merasakan mulas sejak kemarin pukul 02.00 WIB dan sampai saat ini belum melahirkan

  • Pasien mengatakan ingin didampingi oleh suami dan ibunya selama persalinan dan ingin dirawat diruangan yang sama dengan bayinya 

  • Pasien mengatakan tidak mengikuti kelas prenatal, namun pasien  melakukan  pemeriksaan  kehamilannya  secara rutin di posyandu sejak awal kehamilan

DO :

  • TD 120/80 mmHg, 

  • N 96 x/menit, 

  • RR 24 x/menit


Proses persalinan



kurangnya terpapar informasi



kurang pengetahuan


ansietas  

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses persalinan




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Dignosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, tekanan pada jaringan sekitar vagina


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit pasien mampu mengatasi nyerinya dan kooperatif, dengan keriteria evaluasi:

  • Pasien secara verbal mengungkapkan kepuasan terhadap tindakan manajemen nyeri 

  • Pasien mampu mengikuti instruksi selama kontraksi

  • Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri yang diajarkan

  • Pasien tampak tenang dan rileks 

  • TTV dalam batas normal 

(TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16-20 x/mnt)

  1. Kaji persiapan kelahiran yang telah dilakukan pasien

Penelitian menunjukkan bahwa persiapan kelahiran dapat mengurangi kebutuhan analgesi saat persalinan


  1. Pantau TTV dan observasi skala nyeri


Manifestasi fisiologis nyeri yang umum adalah peningkatan nadi, pernapasan, dan TD; dilatasi pupil dan otot tegang. Ketegangan otot yang berlebihan dapat mengganggu kemajuan persalinan

  1. Anjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 jam sekali dan lakukan palpasi untuk mengkaji adanya distensi kandung kemih. Lakukan kateterisasi apabila diperlukan

Kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kerja uterus dan memenuhi rongga panggul (Samosir dan saidah, 2010)


  1. Dorong dan bantu ibu untuk sering mengubah posisi sesuai dengan kenyamanan ibu (misalnya, berjalan, berdiri, duduk, berlutut, jongkok, terlentang, semi fowler, tidur miring/ sims) 

Ambulasi memberi pengalihan nyeri karena ibu berkonsentrasi pada stimulus, bukan kontraksi uterus


  1. Dorong ibu melakukan ambulasi apabila ketuban utuh, tidak ada perdarahan per vagina, tidak ada gawat janin 

Meningkatkan rasa kendali dan mengurangi persepsi nyeri pada korteks serebral

  1. Mengajarkan dan dorong ibu menggunakan teknik manajemen nyeri seperti Massage counter pressure dan tehnik relaksasi nafas dalam

Teknik Counter Pressure merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengurangi nyeri tajam dan memberikan sensasi menyenangkan dan melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi atau diantara kontraksi (Juniartati dan Widyawati, 2018)

Relaksasi meningkatkan rasa kendali dan mengurangi persepsi nyeri pada korteks serebral 

  1. Berikan informasi dan peragakan sesuai kebutuhan mengenai berbagai teknik yang dapat digunakan ibu dan pendamping persalinan untuk mengendalikan nyeri

Beberapa teknik dapat dijadikan sebagai pilihan bagi ibu dan pendamping persalinan untuk meningkatkan kontrol terhadap nyeri. Kondisi ini meningkatkan harga diri dan koping ibu

  1. Pertimbangkan budaya pasien ketika mengevaluasi ekspresi nyeri dan pereda nyeri

Dalam beberapa budaya, seseorang diharapkan mengkomunikasikan nyeri walaupun ringan, dibudaya lainnya diharuskan menolerir nyeri secara pasif. Tidak menangis/ mengerang bukan berarti tidak ada nyeri dan menangis/ mengerang keras tidak berarti membutuhkan obat nyeri

  1. Berikan tindakan kenyamanan lain, misalnya menjaga tempat tidur tetap bersih dan kering, pengaturan suhu ruangan yang nyaman, pengaturan lingkungan yang nyaman

Menyingkirkan sumber lain yang dapat meningkatkan persepsi nyeri ibu

2

Resiko ditress janin berhubungan dengan kontraksi meningkat


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x60 menit janin tidak mengalami distress dengan criteria hasil :

  • DJJ 120 – 160 x/menit

  • Pergerakan janin normal min. 10 kali dalam 2 jam

  • Bunyi jantung janin reguler

  1. Pantau DJJ

DJJ harus dalam rentang 120-160 x/menit dengan variasi rata-rata percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerak janin dan kontraksi uterus

  1. Catat kemajuan persalinan

Persalinan lama dengan perpanjangan fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan pada ibu, stress berat, infeksi dan hemoragik karena rupture uteri menempatkan janin pada resiko tinggi terhadap hipoksia dan cedera

  1. Lakukan pemeriksaan Leopold


Abnormalitas seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior melakukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan lama

  1. Posisikan ibu dengan posisi miring ke kiri


Meningkatkan perfusi plasenta, mencegah syndrome hipotensi terlentang

3

Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses persalinan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan klien mampu mengontrol cemas dengan criteria evaluasi :

  • Klien dapat memonitor intensitas cemas

  • Klien dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika cemas

  • Klien menggunakan tehnik relaksasi untuk menurunkan cemas

  • Klien dapat mempertahankan hubungan social

  • Klien dapat mempertahankan konsentrasi

  • Ekspresi wajah klien tenang

  1. Kaji tingkat persiapan untuk proses kelahiran anak

Untuk mengetahui apakah kekurangan informasi dapat menyebabkan kecemasan 

  1. Pantau tanda-tanda ansietas

Ansietas sedang akibat nyeri dapat meningkatkan kemampuan ibu untuk mengatasi nyerinya, namun ansietas berat dapat mengganggu proses persalinan. Ansietas meningkatkan kadar hormon stress (endorfin, edrenokortikotropik, kortisol, epinefrin). Peningkatan hormon tersebut mengurangi kontraktilitas uterus. Selain itu, stress menggganggu sintesis adenosin

  1. Observasi peningkatan ansietas atau nyeri yang tidak diperkirakan/tidak biasa selama pemeriksaan dalam atau prosedur lain yang mengekspos tubuh

Pemeriksaan dan prosedur yang dilakukan dapat meningkatkan ansietas 

  1. Evaluasi DJJ, kontraksi uterus, dan tanda tanda vital ibu

Ansietas dapat menyebabkan pelepasan epineprin dan norepineprin secara berlebihan, yang meningkatkan nadi dan TD. Ansietas juga dapat menekan kontraksi uterus dengan mengurangi cadangan glukosa dan selanjutnya sintesis ATP yang diperlukan untuk memberi tenaga bagi kontraksi uterus

  1. Berikan lingkungan yang nyaman

Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi kecemasan

  1. Berikan privasi selama pemeriksaan dan  prosedur; berikan penutup, tarik tirai, dan tutup pintu untuk meminimalkan pengeksposan tubuh

Menunjukan penghargaan pada ibu dan membina hubungan saling percaya

  1. Berikan perhatian dengan bentuk kehadiran, pertolongan pemenuhan kebutuhan makan-minum dan mobilisasi

Mengurangi rasa takut dan meningkatkan ketenangan dengan adanya perhatian

  1. Berikan penjelasan dan informasi tentang kemajuan persalinan serta kondisi janin, tunjukkan hasil pemerikaan DJJ

Informasi meningkatkan pemahaman, memberikan rasa kendali, menyingkirkan ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui atau kesalahan persepsi yang dialami ibu


IMPLEMENTASI

Tgl

DX

Jam

Implementasi

Respon

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri persalinan

14.00

Mengkaji persiapan kelahiran yang telah dilakukan pasien


DS: 

Ibu mengatakan tidak mengikuti kelas prenatal, tetapi ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke posyandu. Selain itu, keluarga juga telah mempersiapkan biaya kelahiran dan nama untuk bayinya. 

DO : 

Keluarga pasien di luar ruang bersalin tampak telah membawa persiapan (bekal makan, minum, bantal, selimut, samping, kain bedong, baju bayi).

Ai

14.00

Memantau TTV, skala nyeri, dan kemajuan persalinan

DS : 

Pasien mengatakan nyerinya meningkat saat kontraksi 

DO : 

TTV : TD 120/80 mmHg, HR 96 x/menit, RR 24 x/menit. Skla nyeri 8 (nyeri berat). Kemajuan persalinan terlampir di partograf

Ai

14.10

Meganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 jam sekali dan lakukan palpasi untuk mengkaji adanya distensi kandung kemih. Lakukan kateterisasi apabila diperlukan

DS : 

Ibu menggunakan diapers agar tidak bolak-balik ke toilet.  

DO : 

Ibu di ganti diapers karena penuh dengan air kencing. Tidak ada distensi kandung kemih.

Ai

14.10

Mendorong dan membantu ibu untuk sering mengubah posisi sesuai dengan kenyamanan ibu (misalnya, berjalan, berdiri, duduk, berlutut, jongkok, terlentang, semi fowler, tidur miring/ sims) 

DS : 

DO : Ibu mampu mengikuti instruksi dengan mempraktikkan perubahan posisi dari supine ke miring kiri.

Ai

14.10

Mengajarkan dan dorong ibu menggunakan teknik manajemen nyeri seperti Massage counter pressure dan relaksasi nafas dalam

DS : - 

DO : 

Ibu mampu mengikuti instruksi dan mempraktikkan teknik relaksasi nafas dalam saat kontraksi, sehingga pasien tampak lebih mampu mengontrol nyerinya. 

Teknik massage counter pressure dapat dilakukan secara terus-menerus diberikan disepanjang kala I

Ai

14.10

Memberikan informasi dan peragakan sesuai kebutuhan mengenai berbagai teknik yang dapat digunakan ibu dan pendamping persalinan untuk mengendalikan nyeri

DS : - 

DO : 

Pasien secara lugas dapat mengungkapkan nyeri yang dirasakannya

Ai

14.10

Mempertimbangkan budaya pasien ketika mengevaluasi ekspresi nyeri dan pereda nyeri

DS: 

Pasien mengatakan kalau budaya dikeluarga pasien, apabila sedang nyeri persalinan suka diberikan air berisi doa dan di usapkan ke perut

DO:

Pasien tampak minum air yang sudah diberikan doa supaya persalinan lancar

Ai

14.10

Memberikan tindakan kenyamanan lain, dengan menjaga tempat tidur tetap bersih dan kering, pengaturan suhu ruangan yang nyaman, pengaturan lingkungan yang nyaman

DS : 

DO : 

Pasien tampak dapat beradaptasi dengan lingkungan secara bertahap, dapat makan-minum istirahat di sela kontraksinya, dapat mengikuti instruksi dengan baik dan kooperatif.

Ai

26 Nov 2019

Resiko ditress janin

14.15

Memantau DJJ

DS:

DO: Hasil pemeriksaan DJJ didapatkan 148 x/menit, kuat reguler

Ai

14.15

Mencatat kemajuan persalinan

DS:

DO: pasien terpasang drip oxitosin Lo ke 1, hasil pemeriksaan dalam tebal lunak dengan pembukaan 2-3 cm, ketuban (-)

Ai

14.15

Melakukan pemeriksaan Leopold

DS:

DO:

Hasil pemeriksaan Leopold Tfu 34 cm dan bokong,  punggung kanan dan kepala sudah masuk PAP hodje 1

Ai

14.15

memposisikan ibu dengan posisi miring ke kiri


DS : 

DO : 

Ibu mampu mengikuti instruksi dengan mempraktikkan perubahan posisi dari supine ke miring kiri

Ai

26 Nov 2019

Ansietas

14.20

Mengkaji tingkat persiapan untuk proses kelahiran anak


DS : 

Ibu mengatakan telah mempersiapkan biaya kelahiran dan nama untuk bayinya. 

DO : 

Keluarga pasien di luar ruang bersalin tampak telah membawa persiapan (bekal makan, minum, bantal, selimut, samping, dan perlengkapan bayi).

Ai

14.20

Memantau tanda-tanda ansietas

DS : Pasien mengatakan khawatir dengan persalinannya karena sudah merasakan mulas sejak kemarin pukul 02.00 WIB dan sampai saat ini belum melahirkan

 DO : Pasien tampak sering menanyakan kemajuan persalinan dan kondisi janinnya

Ai

14.20

Mengobservasi peningkatan ansietas atau nyeri yang tidak diperkirakan/tidak biasa selama pemeriksaan dalam atau prosedur lain yang mengekspos tubuh

DS : - 

DO : 

Pasien tampak meringis saat dilakukan pemeriksaan dalam

Ai

14.20

Mengevaluasi DJJ, kontraksi uterus, dan tanda tanda vital ibu

DS : 

Pasien mengatakan mulesnya terasa semakin sering dan kuat

DO : 

TTV dan DJJ dalam batas normal, kontraksi uterus (+)

Ai

14.20

Memberikan lingkungan yang nyaman

DS : 

DO : 

Pasien tampak dapat beradaptasi dengan lingkungan secara bertahap, dapat makan-minum istirahat di sela kontraksinya, dapat mengikuti instruksi dengan baik dan kooperatif

Ai

14.20

Memberikan privasi selama pemeriksaan dan  prosedur; berikan penutup, tarik tirai, dan tutup pintu untuk meminimalkan pengeksposan tubuh

DS :  

DO : 

Setiap prosedur Menjaga privasi dengan menarik tirai.

Ai

14.20

Memberikan perhatian dengan bentuk kehadiran, pertolongan pemenuhan kebutuhan makan-minum, mobilisasi, kenyamanan

DS : 

Pasien mengatakan senang diperhatikan dan ditemani 

DO : 

Pasien tampak dapat mengontrol nyerinya dengan teknik manajemen nyeri yang diajarkan dan mampu memenuhi kebutuhan makan-minum, miring kiri

Ai

14.20

Memberikan penjelasan dan informasi tentang kemajuan persalinan serta kondisi janin, menunjukkan hasil pemerikaan DJJ

DS : - 

DO : 

Pasien tampak mengerti dan tenang mengetahui janinnya dalam kondisi baik

Ai






EVALUASI

Tgl

DX Keperawatan

Evaluasi

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri Persalinan

S:Pasien mengatakan mulas/ kencang-kencang diperutnya semakin sering 

O : TTV : TD 120-110/70-80 ; HR 80-88 x/menit; RR 20-24 x/menit; Kemajuan persalinan baik (terpantau dalam partograf) DJJ 135-157 kali/menit Pasien tampak kooperatif, dapat mengikuti instruksi, dan dapat mengatasi nyerinya dengan mempraktikkan teknik manajemen nyeri yaitu pernapasan dan counter pressure seperti yang telah diajarkan 

A : Nyeri teratasi sebagian

P: Evaluasi ulang adanya nyeri di kala berikutnya, lanjutkan intervensi

Ai

Resiko ditress janin

S : Pasien mengatakan tenang mengetahui kondisi janinnya baik

O : Kontraksi (+) DJJ 135-157 kali/menit regular kuat 

A : Masalah teratasi

P : Observasi Ulang setiap satu jam pemeriksaan DJJ

Ai

Ansietas

S : Pasien mengatakan tenang mengetahui kondisi janinnya baik dan mengerti proses persalinan tanpa didampingi suami serta keluarganya

O : Kontraksi (+) DJJ 135-157 kali/menit, Pasien tampak lebih tenang setiap diberikan informasi bahwa kemajuan persalinan dan kondisi janinnya baik 

A : Ansietas teratasi 

P : Evaluasi secara berulang dengan observasi adanya tanda-tanda ansietas

Ai






PENGKAJIAN KALA II 

Mulai Jam : 18.00

TTV : TD : 120/80 mmHg 

HR : 96 x/menit 

RR : 24 x/menit 

T : 36,4 o

Lama Kala II :  35 Menit

Pimpinan Meneran : Pasien mampu mengikuti instruksi teknik meneran 

Pendamping Persalinan :  Bidan dan perawat 

Pemecahan Ketuban : - 

Jumlah Air Ketuban : - 

Warna Air ketuban : -

Episiotomi : Dilakukan 

Masalah : Distosia bahu (-), gawat janin (-), laserasi (+) derajat II. 

Pengkajian Nyeri : Tipe Akut 

P : Faktor pencetus karena kontraksi, penurunan kepala janin, laserasi 

Q : Nyeri tidak bisa digambarkan 

R : Lokasi nyeri vagina dan perut 

S : Skala berada pada tingkat 8-9 (nyeri berat) 

T : Lama nyeri terus menerus 

Pengkajian Janin : Lahir jam 18.35, dilakukan penilaian selintas ditemukan bayi bergerak aktif, menangis kuat, berwarna merah muda merata di seluruh bagian tubuh, frekuensi jantung > 100 x/menit, berespon terhadap stimulus, dengan APGAR SCORE 1 menit pertama 6, 5 menit pertama 8.








No

Data

Etiologi

Dx. Kep.

1

DS : 

Pasien mengatakan nyeri sekali (skala 8-9), saat kontraksi dan penekanan kepala janin, nyeri tidak bisa tergambarkan, lokasi nyeri pada vagina dan perut secara terus menerus.


DO :

  • TD: 120/80 mmHg,

  • HR: 96 x/mnt,

  • RR: 24 x/mnt,

  • S: 36,4 oC,

  • Pasien tampak mengejan dan kesakitan

  • Tampak penurunan kepala janin, peregangan vagina dan perineum hingga mengalami laserasi

Kontraksi uterus kuat



Vasokontriksi arteri

miometrium                      Dorongan/                  Regangan vagina

penurunan aliran             penekanan janin ke              dan perineum

darah dan                         serviks dan

O2hipoksia otot /                  perineum

iskemia



Perangsangan reseptor nyeri pada uterus dan serviks NYERI

Nyeri b.d

hipoksia otot, penekanan bagian presentasi, peregangan pada vagina dan perineum, kontraksi uterus yang kuat


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.

Diagnosa

Tujuan 

Intervensi 

Rasional

1

Nyeri b.d hipoksia    otot penekanan bagian presentasi, peregangan

Setelah      dilakukan tindakan keperawatan   selama 1 x 15 menit nyeri teratasi dengan kriteria evaluasi : 

  1. Pasien kooperatif

  2. Pasien      mampu melakukan meneran

Kaji karakteristik nyeri

Memudahkan memilih intervensi yang paling baik. Nyeri mungkin timbul tanpa sebab yang jelas  (kontraksi uterus dan penekanan akibat penurunan janin),   nyeri juga bisa disebabkan oleh kram pada tungkai ibu

Kaji adanya distensi kandung kemih

Lakukan kateterisasi jika diperlukan karena kandung kemih yang penuh dapat meningkatkan nyeri

Kolaborasi   pemasangan   kateter   jika kandung kemih penuh

Kandung  kemih  penuh  meningkatkan  ketidaknyamanan dan menghambat kontraksi

Lakukan tindakan kenyamanan seperti underpad  bersih,  dan  perawatan perineum

Membantu meredakan nyeri dengan meningkatkan kenyamanan psikologis, menunjukkan perhatian dan meningkatkan kenyamanan fisik

Dorong     ibu     menggunakan     teknik manajemen nyeri yang telah diajarkan

Meningkatkan kontrol terhadap nyeri

Bantu   ibu   memperoleh   posisi   yang nyaman untuk meneran. 


Posisi yang nyaman dapat mengurangi ketidaknyamanan Keterlibatan suami dapat meningkatkan koping ibu saat bersalin

Dorong ibu untuk melemaskan perineum saat mengejan dengan abdomen

Memungkinkan jaringan untuk meregang dan mengurangi besarnya tekanan yang disebabkan oleh bagian presentasi janin

Pimpin ibu meneran jika sudah merasakan atau ada keinginan meneran selama kontraksi uterus

Untuk mencegah kekelahan dan cedera maternal

Kolaborasi   pemberian   anastesi   local sebelum episiotomi jika diperlukan

Membuat perineum kebas dan mencegah nyeri akibat insisi dan jahitan



IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl

Diagnosa Keperawatan

Jam

Implementasi

Hasil/Respon

Paraf

26

Nov

2018

Nyeri

18.00

Mengkaji karakteristik nyeri

DS : 

Pasien mengatakan nyerinya tidak tertahankan, ingin segera melahirkan seperti ingin BAB

DO : 

Pembukaan lengkap 10 cm, tampak kepala janin membuka

Ai

18.00

Melakukan tindakan kenyamanan seperti    underpad    bersih,    dan

perawatan perineum

DS:

DO : -

Ai

18.00

Mendorong    ibu    menggunakan teknik manajemen nyeri yang telah diajarkan

DS :

DO : Pasien tampak menggunakan teknik pernapasan yang telah diajarkan sebelumnya

Ai

18.00

Membantu ibu memperoleh posisi untuk meneran.

DS : -

DO : Pasien dapat memposisikan kakinya dengan bantuan agar mudah untuk dilakukan pertolongan persalinan

Ai

18.00

Mendorong ibu untuk melemaskan perineum saat mengejan

DS : -

DO : Pasien kooperatif dapat mengikuti instruksi

Ai

18.00

Memimpin ibu untuk meneran saat ada kontraksi

DS : -

DO : Pasien kooperatif dapat mengikuti instruksi

Ai


EVALUASI 

Tgl

Diagnosa

Evaluasi

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri

S : -

O : Pasien tampak kooperatif, mengikuti instruksi untuk tidak berteriak saat mengedan, tidak mengangkat pantat saat mengedan, dan mengatur pernapasan dengan baik

A : Nyeri teratasi

P : Evaluasi berulang adanya nyeri di kala berikutnya

Ai








PENGKAJIAN KALA III

Waktu : Jam 18.35 – 18.50

Lama Kala III : ± 15 menit

Cara lahir plasenta : Dilakukan secara spontan setelah pemberian oksitosin pertama 1 ampul/IM (10 IU), penegangan tali pusat terkendali (PTT) ± 15 menit. Setelah plasenta dikeluarkan, dilakukan pemberian Methylergometrine 0,2 gr/IV dan massase fundus uteri. 

Berat/ panjang plasenta       : + 300 gram, …….cm

Kondisi plasenta                  : Lengkap, kemudian dilakukan eksploras menggunakan kassa oleh bidan.

Penatalaksaan :                    a. Pemberian  Oksitosin  pertama  1  ampul/IM  (10  IU)

sekitar 1-2 menit setelah bayi lahir

b. Pemberian Methylergometrine 0,2 gr/IV dan massase fundus uteri dilakukan setelah pengeluaran plasenta

Jumlah perdarahan:             : ± 350 cc

Pengkajian Nyeri                 : Tipe Akut

P : Faktor pencetus karena pengeluaran plasenta manual, ekplorasi menggunakan kassa (tangan bisan masuk ke vagina)

Q : Nyeri tak bisa digambarkan, ada mules, perih dan lain-lain

R : Lokasi nyeri vagina dan perut

S : Skala nyeri berada pada tingkat 8 – 9 (nyeri berat)

T : Lama nyeri saat tangan bidan masuk ke vagina dan saat kontraksi

Masalah lain : Tidak ada

Kondisi psikososial : Pasien tampak kesakitan 

Bayi baru lahir

Waktu kelahiran : 26 November 2019 Jam : 18.35 WIB

Kondisi : Hidup

Jenis kelamin : Perempuan

Kelainan/cacat bawaan : Tidak Ada

  BB : 3070 gram

  LK : 32 cm

  LP : 63 cm

  PB : 42 cm

  LD : 31 cm

Pemberian medikasi : Vit. K, vaksin hepatitis B, antibiotik profilaksis oleh perawat di 

  ruang perinatologi

Penatalaksanaan : 

  • Merangsang taktil 

  • Mengeringkan 

  • Menghangatkan 

  • Membungkus bayi 

  • Menempatkan di sisi ibu (IMD) + 30 menit 

  • Pemberian ASI belum bisa dilakukan karena ASI mau pun kolostrum belum ada



















ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Dx. Kep

1

DS : 

Pasien mengeluh nyeri berat (skala 8-9) di perut saat di eksplorasi dan saat penjahitan perineum.

DO :  

  • Plasenta keluar setelah pemberian oksitosin, < 15 menit, kontraksi uterus keras, pengeluaran plasenta spontan dan di eksplorasi.  

  • Pasien tampak berteriak kesakitan saat dieksplorasi dan penjahitan laserasi perineum (tanpa anestesi) 

Proses perslinan kala III


Kontraksi uterus adekuat


Peningkatan tekanan pada fundus uteri


Plasenta keluar


Pelepasan plasenta secara  spontan dan eksplorasi


Nyeri

Nyeri b.d laserasi perineum

2

DS: -

DO:

  • Terdapat laserasi perineum derajat II yang kemudian dilakukan penjahitan

  • Plasenta lepas secara spontan dan di eksplorasi

  • Suhu 36,4 oC

Proses persalinan kala III

Kontraksi uterus adekuat


Plasenta lepas < 15 menit


Pelepasan plasenta secara spontan


Plasenta kompliteksplorasi                   Resiko infeksi

Resiko infeksi b.d trauma jaringan/ laserasi perineum, eksplorisasi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Nyeri b.d laserasi perineum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x15 menit pasien dapat mengatasi nyerinya, dengan keriteria evaluasi: 

  • Pasien mampu mengikuti instruksi selama penjahitan laserasi  

  • Pasien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri yang diajarkan

Kaji adanya laserasi perineum 

Identifikasi dini untuk mencegah komplikasi perdarahan lebih lanjut 

Berikan distraksi saat dilakukan jahitan laserasi (IMD agar fokus ke bayi)

laserasi (IMD, fokus ke bayi) 

Mengalihkan perhatian dari semua nyeri yang berhubungan dengan penjahitan

Kolaborasi pemberian analgesik lokal sebelum perbaikan laserasi sesuai kebutuhan

Mencegah nyeri akibat insisi dan penjahitan. Episiotomi dapat dilakukan tanpa anastesi lokal dan pada akhir kala III, efek anestesi regional mungkin sudah hilang

Pasang underpad kering, ganti alas tempat tidur jika diperlukan dan ganti pakaian yang basah 

Memberi kehangatan, kebersihan dan menenangkan secara psikologis serta mengurangi ansietas, karena ansietas mampu meningkatkan nyeri

Anjurkan pasien melakukan teknik manajemen nyeri (relaksasi nafas dalam, berdzikir) saat dilakukan penjahitan laserasi perineum

Meningkatkan kontrol pasien terhadap  nyeri yang dirasakan

Lakukan pendampingan, berikan sentuhan dan dukungan positif dengan kata-kata positif

Meningkatkan rasa perhatian dan koping pasien terhadap nyeri

2

Resiko infeksi b.d trauma jaringan/ laserasi perineum, eksplorisasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x120 menit resiko infeksi tidak terjadi dengan keriteria evaluasi:

  • Tetap bebas dari infeksi

  • Pasien mengatakan paham tindakan yang dapat  mencegah infeksi

  • Pasien dan keluarga mampu melakukan cuci tangan 

  • Suhu dalam batas normal 36,5-37,5oC

Selama pengeluaran plasenta, lakukan tindakan asepsis medis. Ganti underpad sesuai kebutuhan untuk menjaga kebersihan 

Menghindari patogen dan media bagi pertumbuhan patogen tersebut

Gunakan sarung tangan steril saat melakukan eksplorasi dan lakukan pemeriksaan jika sangat diperlukan

Mencegah masukkan patogen ke vagina

Ajarkan pasien cara mengenali tanda dan gejala infeksi dengan cara :  

  • Pantau suhu selama 10 hari pertama postpartum, bila terdapat peningkatan suhu ≥ 38 0C selama 2 hari berturut turut dalam 10 hari pertama postpartum anjurkan ibu untuk kontrol ke petugas kesehatan 

  • Observasi adanya bengkak disekitar luka perineum,

  • Observasi adanya kemerahan pada daerah luka perineum, nyeri, 

  • adanya cairan vagina berwarna hijau dan berbau, rabas vagina berbau tak sedap serta nyeri saat berkemih

  • Peningkatan suhu dapat mengindikasikan infeksi akibat endotoksin pada dinding sel bakteri dan virus. Demam adalah mekanisme pertahanan tubuh yang membunuh atau menghambat pertumbuhan berbagai organisme. Namun demam tidak selalu mengindikasikan adanya infeksi.

  • Semakin lama waktu antara pecah ketuban dengan kelahiran maka semakin tinggi resiko infeksi asenden 

  • Tanda gejala tersebut merupakan indikator infeksi lokal

Ajarkan dan dorong teknik hygiene perineum yang benar, yaitu dengan mengganti pembalut setiap selesai defekasi atau berkemih dan pastikan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut, selain itu membersihkan perineum dari depan ke belakang

Mengganti pembalut secara periodik mencegah statis cairan, menjaga area perineum tetap bersih. Menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi area vagina dengan flora normal rektum sehingga resiko infeksi tidak terjadi

Anjurkan untuk meningkatkan nutrisi yang baik

Malnutrisi membuat salah satu faktor ibu mudah terkena infeksi


IMPLEMENTASI

Tgl

Diagnosa Keperawatan

Jam

Implementasi

Hasil/Respon

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri b.d laserasi perineum

18.50

Mengkaji adanya laserasi perineum 

DS : -

DO : Tampak laserasi perineum derajat II, perdarahan laserasi aktif, dilakukan penjahitan

Ai

18.50

Memberikan distraksi saat dilakukan jahitan laserasi dengan cara IMD selama 60 menit agar fokus ke pada bayi

DS : -  

DO : Pasien tampak sedikit berteriak kesakitan

Ai

18.50

Berkolaborasi pemberian analgesik lokal sebelum perbaikan laserasi sesuai kebutuhan

DS : - 

DO : Pemberian analgesik lokal tidak diberikan oleh bidan saat menjahit laserasi 

Ai

18.50

Mengganti underpad dn memasang dengan yang kering

DS : 

DO : pasien tampak senang saat diganti underpad yang sudah penuh dengan darah

Ai

18.50

Menganjurkan pasien melakukan teknik manajemen nyeri (relaksasi nafas dalam, berdzikir) saat dilakukan penjahitan laserasi perineum

DS : -  

DO : Pasien kooperatif, dapat mengikuti instruksi dengan mempraktikkan teknik pernafasan, berdzikir

Ai

18.50

Melakukan pendampingan, berikan sentuhan dan dukungan positif dengan kata-kata positif

DS : - 

DO : Pasien tampak lebih tenang, dapat mengikuti instruki, dapat mengontrol nyerinya dengan teknik pernafasan dan dzikir seperti yang diajarkan 

Ai

26 Nov 2019

Resiko infeksi b.d trauma jaringan/ laserasi perineum, eksplorisasi

18.55

Melakukan tindakan asepsis medis selama pengeluaran plasenta dan mengganti underpad sesuai kebutuhan untuk menjaga kebersihan 

DS : -

DO:

Pasien dapat bekerjasama selama pengeluaran plasenta

Ai

18.55

Menggunakan sarung tangan steril saat melakukan eksplorasi 

DS : 

DO: Pasien berteriak kesakitan saat dilakukan eksplorasi

Ai

18.55

Mengajarkan pasien cara mengenali tanda dan gejala infeksi 

DS : Pasien mengatakan mengerti bila ada demam, perdarahan berbau, jahitan bernanah harus ke petugas kesehatan 

DO : Pasien kooperatif

Ai

18.55

Mengajarkan teknik higiene perineum yang benar, cebok dari depan ke belakang, ganti pembalut bila penuh secara teratur minimal 2 kali/hari

DS : Pasien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan 

DO : Pasien kooperatif

Ai

18.55

Menganjurkan untuk meningkatkan nutrisi yang baik

DS : Pasien mengatakan mengerti DO : Pasien kooperatif 

Ai


EVALUASI

Tgl

Diagnosa Kep

Evaluasi

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri b.d laserasi perineum

S : Pasien mengatakan nyeri selama proses penjahitan dan pada saat dilakukan eksplorasi

O : 

  • Pasien tampak dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik manajemen nyeri yaitu teknik pernapasan dalam dan berdzikir yang telah diajarkan sebelumnya

  • Pasien tampak lebih tenang dan tidak lagi berteriak kesakitan 

A : Nyeri teratasi  

P : Evaluasi berulang adanya nyeri di kala beikutnya

Ai

Resiko infeksi b.d trauma jaringan/ laserasi perineum, eksplorisasi

S : Pasien mengatakan mengerti bila ada tanda-tanda infeksi 

O : 

  • Pasien mengerti dapat melakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan, menjaga kebersihan vagina, makan bergizi. 

  • Suhu 36,0-36,5 oC, 

  • pasien tampak kooperatif saat diberikan penjelasan 

A : Resiko infeksi teratasi sementara 

P : Lanjutkan intervensi



















PENGKAJIAN KALA IV

Mulai Jam : 19.00 

Keluhan Utama : Nyeri (akut) 

Karakteristik Nyeri :

P : Nyeri dirasakan karena adanya robekan dan jahitan pada jalan lahir serta kontraksi uterus 

Q : Nyeri dirasakan perih pada jalan lahir dan mules 

R : Lokasi nyeri di jalan lahir dan perut

S : Skala berada pada tingkat 6 (Nyeri Sedang)

T : Lama nyeri sesekali, meningkat bila bergerak 

BAK : Pasien mengatakan sedang tidak ingin BAK karena sebelum persalinan sudah BAK di diapers 

Perineum : Terdapat jahitan pada laserasi perineum derajat II 

 

Lembar Observasi

Jam Ke

Waktu

TD

Nadi

Suhu

TFU

Kontransi Uterus

Kandung Kemih

Perdarahan

1

19.00

100/80

80

36.5

Sejajar dengan pusat

Keras

Kosong

30 cc

19.15

100/80

80


1 jari dibawah pusat

Keras

Kosong

30 cc

19.30

100/80

82


2 jari dibawah pusat

Keras

Kosong

20 cc

19.45

100/80

82


2 jari dibawah pusat

Keras

Kosong

10 cc

2

20.15

110/80

84

36.7

2 jari dibawah pusat

Keras

Kosong

10 cc

20. 45

110/80

80


2 jari dibawah pusat

Keras

Kosong

10 cc


Kondisi psikososial : Secara verbal pasien mengatakan lega dan senang karena persalinannya lancar dan bayinya sehat. Pasien tampak lebih tenang dan kooperatif 

Bonding ibu & bayi : Bayi diletakkan di dada ibu dengan kontak skin to skin sekitar 60 menit saat IMD






ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Dx. Kep

1

DS : 

Pasien mengatakan nyeri skala 6, nyeri terasa perih pada jahitan jalan lahir dan mules pada daerah perut, dirasakan sesekali tidak terus menerus dan meningkat bila bergerak  


DO : 

  • TD 100/80mmHg,  

  • HR 80x/mnt,  

  • RR: 20x/mnt,  

  • S: 36,4 oC,  

  • Terdapat jahitan laserasi perineum derajat II  

  • Kontraksi uterus (+) 

  • Pasien tampak meringis menahan sakit terutama saat bergerak berpindah posisi 

 


Persalinan kala sebelumnya

Laserasi perineum dijahit

Iritasi mekanik pada saraf dan jaringan

Pelepasan neurotransmitter nyeri  menyebabkan substansi P, serotonin, prostaglandin keluar

Masuk ke serabut afferen

Diterima di kornu dorsalis medulla spinalis

Korteks serebri

Persepsi nyeri



Nyeri b.d kontraksi uterus dan laserasi perineum

2

DS : -

DO :

  • TD 100/80mmHg,  

  • HR 80x/mnt,  

  • RR: 20x/mnt,  

  • S 36,4 oC,  

  • TFU 1 jari dibawah pusat

  • Kontraksi uterus keras

  • Jumlah perdarahan 30 cc

Kala IV

Kelahiran bayi dan plasenta

Kontraksi uterus

Sirkulasi uteroplasenta

Resiko perdarahan

Resiko perdarahan b.d kelahiran bayi dan plasenta


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Nyeri b.d kontraksi uterus dan laserasi perineum

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x60 menit pasien mampu mengatasi nyerinye, dengan keriteria evaluasi: 

  • Pasien rileks 

  • Pasien kooperatif

  • Lakukan pemantauan kala IV persalinan setiap 15 menit selama 60 menit pertama dan setiap 30 menit selama 60 menit kedua, meliputi TD, HR, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan


Identifikasi komplikasi secara dini memungkinkan intervensi dini untuk mencegah perburukan kondisi. TD dan HR yang tidak normal dapat mengindikasikan syok akibat perdarahan. Penurunan TFU, kontraksi uterus, perdarahan dapat menjadi indikasi adanya perdarahan. Retensi urin dapat mengganggu kontraksi uterus.

  • Kaji retensi urine dan ketakutan pasien untuk berkemih

Jahitan laserasi perineum dapat menimbulkan ketakutan ibu untuk berkemih. Kandung kemih yang penuh akan menambah ketidaknyamanan ibu

  • Jika nyeri hebat, motivasi pasien untuk melakukan manajemen nyeri yang sudah diajarkan

Memberi distraksi dan meningkatkan rasa kontrol sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri

  • Motivasi pasien untuk menceritakan pengalaman melahirkan

Membantu mengurangi ketegangan yang meningkatkan nyeri, memberi distraksi dari nyeri

  • Lakukan tindakan yang memberi kenyamanan seperti penggunaan baju dan linen yang bersih

Memberi kenyamanan, meningkatkan perasaan kesejahteraan

2

Resiko perdarahan b.d kelahiran bayi dan plasenta

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam pasien tidak mengalami perdarahan dengan criteria evaluasi:

  • Jumlah perdarahan < 500 cc

  • Nadi 60 – 100

  • Pengeluaran urin normal

Observasi status fisiologis ibu

Mengetahui gambaran umum ibu

Observasi posisi dan tonus uteri

Tonus uteri yang keras menendakan adanya kontraksi uterus

Observasi adanya perdarahan pervaginam

Mengetahui tanda-tanda perdarahan yang keluar

Identifikasi perdarahan dengan cara melihat jumlah lochea, pemeriksaan HB

Untuk mengetahui adanya perdarahan pervaginam


IMPLEMENTASI

Tgl

Diagnosa Keperawatan

Jam

Implementasi

Hasil/Respon

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri b.d kontraksi uterus dan laserasi perineum

19.00

Melakukan pemantauan kala IV persalinan setiap 15 menit selama 60 menit pertama dan setiap 30 menit selama 60 menit kedua, meliputi TD, HR, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan

DS : -

DO : TD 100/80 mmHg, HR 80x/menit, TFU sejajar dengan pusat, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, perdarahan dalam batas normal

Ai

19.00

Melakukan tindakan yang memberi kenyamanan seperti penggunaan baju dan linen yang bersih

DS : Pasien mengatakan sedang tidak ingin BAK karena sebelum persalinan sudah BAK di pampers 

DO : Tidak ada distensi kandung kemih

Ai

19.00

Melakukan tindakan yang memberi kenyamanan seperti penggunaan baju dan linen yang bersih

DS : - 

DO : Pasien tampak kooperatif dan dapat mempraktikkan teknik pernapasan dan berdzikir saat nyeri dirasakan

Ai

19.00

Melakukan tindakan yang memberi kenyamanan seperti penggunaan baju dan linen yang bersih

DS : Pasien menceritakan kekhawatirannya sebelumnya dan saat ini mengatakan sudah merasa senang dan lega karena persalinannya lancar dan bayinya sehat.  

DO : Pasien tampak tenang dan senang menceritakan pengalamannya

Ai

19.00

Melakukan tindakan yang memberi kenyamanan seperti penggunaan baju dan linen yang bersih

DS : Pasien mengatakan sudah nyaman 

DO : Pasien tampak lebih nyaman dari sebelumnya, tampak mulai makan-minum banyak, dan banyak bercerita

Ai

26 Nov 2019

Resiko perdarahan b.d kelahiran bayi dan plasenta

19.00

Mengobservasi status fisiologis ibu

DS  : -

DO : keadaan umum ibu baik

Ai

19.00

Mengobservasi posisi dan tonus uteri

DS : -

DO : TFU 1 jri dibawah pusat

Ai

19.00

Mengobservasi adanya perdarahan pervaginam

DS : -

DO : perdarahan 30 cc

Ai

19.00

Mengidentifikasi perdarahan dengan cara melihat jumlah lochea, pemeriksaan HB

DS : -

DO : perdarahan 30 cc, lochea rubra dan pemeriksaan laboratorium setelah proses persalinan tidak dilakukan

Ai


EVALUASI

Tgl

Diagnosa Kep

Evaluasi

Paraf

26 Nov 2019

Nyeri b.d kontraksi uterus dan laserasi perineum

S : Pasien mengatakan senang dan lega karena persalinannya lancar dan bayinya sehat. 

O : 

  • TD 100/80 mmHg, 

  • HR 80x/menit, 

  • TFU sejajar dengan pusat, 

  • kontraksi uterus keras, 

  • kandung kemih kosong, 

  • perdarahan dalam batas normal

  • Pasien tampak lebih tenang, kooperatif, dan dapat mengikuti instruksi. 

  • Pasien tampak beristirahat setelah selesai proses persalinan

 A : Nyeri teratasi 

 P  : Evaluasi secara berulang adanya peningkatan nyeri

Ai

Resiko perdarahan b.d kelahiran bayi dan plasenta

S : Pasien mengatakan mengerti bila ada tanda-tanda pendarahan seperti penglihatan kabur, adanya keluaran cairan yang banyak dari jalan lahir, tidak BAK dan pasien tampak kooperatif saat diberikan penjelasan

O : Nadi 80x/menit, kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, peradarahan 30 cc

A : Risiko pendarahan teratasi

P : lanjutkan intervensi

Ai
















APLIKASI EVIDENCE BASED PRACTICE


Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I

Berdasarkan literature review Juniartati & Widyawati, 2018 (dalam Andarmoyo, 2013) penerapan counter pressure mengurangi nyeri persalinan kala I Counter pressure dapat dikategorikan sebagai intervensi yang aman dan cukup efektif untuk mengurangi nyeri persalinan pada kala I. Counter Pressure dilakukan dengan memberikan tekanan pada saat kontraksi pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau bisa juga dengan kepalan salah satu telapak tangan. Teknik counter pressure ini di lakukan di daerah lumbal dimana saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai lumbal 1. Dengan begitu impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan ransangan pada saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan ransangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral (Bobak IM, 2012). Melalui teknik Counter Pressure akan menutup rangsangan nyeri yang akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak. Senyawa endorphin akandiaktifkan pada saat dilakukan Counter Pressure sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat yang dapat menyebabkan penurunan sensasi nyeri. (Aprilia, 2011). Teknik Counter Pressure sangat efektif untuk mengurangi nyeri punggung selama persalinan. Dengan cara ini, dapat mengurangi nyeri dan memberikan sensasi yang nyaman untuk melawan rasa sakt saat kontraksi ataupun di antara kontraksi. (Ma’rifah, 2014)


Referensi :

Bobak IM, L. D., Jensen MD, Perry SE. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta: EGC

Juniartati, E., & Widyawati, M. N. (2018). Literature Review : Penerapan Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. Jurnal Kebidanan, 8(2), 112. https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3740

Pratiwi, D., & Nurullita, U. (2017). PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEHNIK COUNTERPRESSUREDAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNANNYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIFDI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DENGAN TOPIK DM (DIABETES MELLITUS) PAYAN NAHAMPUN

Asuhan Keperawatan Post Natal Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsi, Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)