Asuhan Keperawatan Post Natal Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)

 ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL PADA NY. D  P1A0 

DI RUANG JADE RSU DR. XX



No. Rekam Medik : 01207XX

Ruang/Kelas : Jade/2

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 20 November 2019, Jam 13.35 WIB

Tanggal Pengkajian : 21 November 2019, Jam 07.00 WIB


PENGKAJIAN

  1. Pengkajian Ibu 

  1. Identitas

Identitas klien 

Nama : Ny. D

Umur : 23 Tahun

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Pegawai dealer

Agama : Islam

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat

Alasan dirujuk : G1P1A0 Gravida 38-39 minggu Kala I fase aktif 

   memanjang+Intervensi dorongan Fundus

Diagnosa medis : P1A0 postpartum maturus spontan dengan augmentasi drip 

  oksitosin + IUD

Cara pembayaran : BPJS


Identitas penanggung jawab 

Nama : Tn. D

Umur : 26 tahun

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat

Hubungan dengan klien: Suami


  1. Keluhan Utama Saat Pengkajian

Ny. D mengatakan nyeri area perineum


  1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 20 November 2019 Ny. D mengatakan merasa hamil 9 bulan dan mules-mules sejak kemarin, keluar air 5 jam sebelum masuk rumah sakit, gerakan janin masih dirasakan ibu sehingga ke BPM pukul 04.30 WIB dengan hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, TFU 37 cm, BJA 138x/menit, pembukaan 3cm, pada pukul 11.00 WIB pembukaan lengkap, dipimpin 2.5 jam tidak ada kemajuan persalinan, terpasang  infuse RL, sebelumnya diberikan cairan infus D5 diguyur 1 labu. Ny. D mengatakan perutnya di dorong-dorong untuk membantu bayi keluar + 1 jam. pukul 13.35 WIB Ny. D dirujuk ke RSUD dr. Slamet garut dengan hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, N 78 x/menit, RR 24x/menit, skala nyeri 6, TFU 34 xm, LP 104 cm, letak anak kepala punggung kiri, His 3x10/25 detik, BJA 136x/menit, pembukaan 8-9 cm. Ny. D mendapatkan terapi IVFD RL 500gram  20 tetes/menit, cek laboratorium, kateterisasi 250 cc dan perencanaan KB IUD.

Pada saat dikaji Ny. D mengatakan persalinan spontan tanggal 20 November 2019 Pukul 15.00 WIB Jenis kelamin Laki-laki BB 3820 gram, PB 52 cm, LK 32 cm, LD 32 cm. Nilai APGAR menit pertama 6, menit kedua 8, Plasenta lahir lengkap, luka perineum grade IV dilakukan hecting, terpasang IUD post plasenta dan bayi lahir sehat tidak terdapat kecacatan.


  1. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Riwayat operasi :Ny. D tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.

Riwayat perawatan : Ny. D tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya 

Riwayat penyakit : Ny. D tidak mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, anemia, HIV atau penyakit lainnya. 

Riwayat alergi : Ny. D tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan atau makanan.


  1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular atau penyakit keturunan.


  1. Riwayat Obstetri

  1. Riwayat Menstruasi

Usia menarche : 15 tahun

Siklus : Teratur/ 28 hari

Lama haid : 7 hari

Keluhan haid : tidak ada 

  1. Riwayat perkawinan

Ny. D  mengatakan pernikahan ini merupakan pernikahan pertama untuk dirinya dan suami. Saat menikah Ny. D  berusia 23 tahun dan suaminya berumur 26 tahun. Lama pernikahan 10 bulan

  1. Riwayat keluarga berencana

Ny. D  mengatakan belum menggunakan KB dan rencananya memakai KB IUD

  1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya

Anak ke-

Umur

JK

BB/PB

Usia Kehamilan

Jenis Persalinan

Penolong persalinan

Tempat bersalin

Keluhan/komplikasi

Kondisi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


  1. Riwayat kehamilan sekarang

  1. Status obstetri : G1P0A0

  2. HPHT/TP : 21 Pebruari 2019/ 27 November 2019

  3. Kehamilan direncanakan: Ny. D  mengatakan kehamilan ini direncanakan

  4. ANC (Antenatal care)

  • Trimester I : Ny. D melakukan pemeriksaan kehamilan 3 kali

  • Trimester II : 3 kali

  • Trimester III : 4 kali

  1. Tempat ANC : Bidan dan posyandu

  2. Imunisasi TT : Ny. D mengatakan mendapat imunisasi TT 1 kali

  3. Konsumsi Obat : Ny. D mendapat tablet Fe dari bidan dan diminum teratur.

  4. Konsumsi Jamu : Ny. D tidak mengonsumsi jamu.

  5. Keluhan/Komplikasi Kehamilan: tidak ada


  1. Pola Kebutuhan Dasar

  1. Nutrisi

Di rumah, Ny.D biasanya makan 3 kali/hari, dengan menu nasi, lauk (tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging), sayur dan buah. DI RS, Ny. D makan makanan yang disediakan RS. Nafsu makan baik, tidak ada pantangan. 

  1. Cairan

Ny. D biasanya minum air putih ± 1500ml/hari dan jarang minum teh atau kopi.

  1. Eliminasi

BAK : Ny. D biasa BAK  6 - 8x/hari dengan warna kuning jernih dan tidak ada keluhan. Saat ini, Ny. D sudah BAK spontan ke kamar mandi, urin (+), warna kuning jernih, tidak ada keluhan nyeri.

BAB : Ny. D biasa BAB 1 kali/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan. Saat ini, Ny. D belum BAB sejak 2 hari yang lalu.

  1. Kebersihan diri

Di rumah, Ny. D biasanya mandi 2 kali sehari, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 1 hari sekali, potong kuku 1 minggu sekali.
Saat pengkajian, Ny.D hanya cuci muka, gosok gigi, ganti baju ke kamar mandi dibantu keluarga. Ny.D tampak bersih, rapi, kuku pendek dan bersih.

  1. Istirahat dan tidur

Di rumah, Ny. D biasanya pasien tidur malam 6 - 7 jam, tidur siang biasanya 60 menit. Di RS, saat dikaji Ny.D mengatakan dapat tidur dengan nyenyak. 

  1. Aktivitas

Di rumah, Ny. D sehari-hari beraktivitas sebagai karyawan di dealer. Di RS, Ny. D terlihat melakukan aktivitas seperti makan, duduk sambil menyusui di tempat tidur.

  1. Seksual 

Ny. D tidak mengalami perubahan dalam berhubungan seksual selama kehamilan. Saat ini, Ny. D sudah mengerti tentang masa nifas dan mengatakan akan berhubungan seksual setelah masa nifas berakhir.


  1. Dukungan

Ny. D mendapat dukungan dari suami, orang tua, mertua dan anggota keluarga yang lain.


  1. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15

Tanda-tanda Vital : TD: 120/90 mmHg, RR: 20x/menit, 

      HR: 84x/menit, T: 36.6 0C

Status nutrisi : TB: 162 cm

  BB sebelum hamil : 50 kg

  BB selama hamil : 78 kg

  BB saat ini : 68 kg

  IMT : 26,1 (gemuk tingkat ringan)

Nyeri :



Tipe nyeri: Akut

P: Laserasi perineum

Q: Nyeri seperti disayat

R: Nyeri di area perineum

S: Skala nyeri 7 (Berat)

T: Nyeri hilang timbul, meningkat saat bergerak

Ekspresi wajah terlihat meringis saat bergerak



Pemeriksaan Head to Toe

  1. Kepala: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam.

  2. Mata: Tidak ada edema palpebra, mata simetris, sklera mata tidak ikterik, pupil isokor, konjungtiva merah muda.

  3. Hidung: Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada hambatan jalan napas.

  4. Mulut dan Gigi : Mulut dan gigi tampak bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada karang gigi, tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi yang tanggal.

  5. Leher: Tidak ada kesulitan menelan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada peningkatan vena jugularis.

  6. Dada

    1. Paru: Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris, suara napas vesikular, tidak ada suara nafas tambahan. 

    2. Jantung: Suara jantung murni regular, tidak ada suara jantung tambahan.

    3. Payudara: Bentuk mamae simetris, nyeri (-), areolla menghitam, putting menonjol, payudara agak kencang, kolostrum sedikit, ASI sudah keluar.

  7. Abdomen

TFU 2 jari di bawah umbilikus, bising usus (+), kontraksi uterus baik, konsistensi keras.

  1. Anus dan Genitalia

Kondisi bersih, tidak ada hemoroid, lochea:rubra, jumlah:± 50 cc, warna:merah terang, bau: khas, Kondisi luka episiotomi: laserasi derajat IV yang dihekting bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi.

  1. Ektremitas

Turgor kulit baik, CRT < 2 detik, akral teraba hangat, tidak ada kelemahan, pergerakan bebas, tidak ada edema, tidak ada varises, refleks patella +/+.


  1. Pengkajian Keyakinan, Budaya, Spiritual

Ny. D mengatakan tidak memiliki keyakinan, budaya maupun agama yang bertentangan pada dengan kesehatan seperti pantangan dan anjuran makanan/minuman, kebiasaan, perawatan nifas dan bayi. 


  1. Kebutuhan Edukasi

Ny. D membutuhkan edukasi tentang manajemen nyeri, perawatan luka perineum, tanda bahaya masa nifas, cara mengatasi permasalahan produksi ASI.






  1. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium tanggal 20 November 2019,  Pukul 14.02 WIB

Nama Test

Hasil

Unit

Nilai Normal

Hematologi 

PT-INR

Masa Prothrombin (PT)

INR

APTT

Darah Rutin 

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit 

IMUNOSEROLOGI

HIV

HBsAg

Kimia Klinik

AST (SGOT)

ALT (SGPT)



12.1

0.95

33.3


11.4

36

21.130

284.000

4,45


Negatif

Negatif


32

14 



detik

%

detik


g/dL

%

/mm3

/mm3

juta/mm3


Unit



U/L

U/L



10,9 - 14,4

0,83 - 1,16

23,9 - 39,3


12,0 - 16,0

35 - 47

3.800 - 10.600

150.000 - 440.000

3,6 - 5,6


Non Reaktif

Negatif


3 - 45 

0 - 35


  1. Pengkajian Bayi

Tidak terkaji secara menyeluruh karena bayi tidak dirawat gabung. Pengkajian di lakukan pada status ibu.

PenampilanUmum

  1. Tanggal lahir: 20 November 2019, pukul : 15.00 WIB

  2. Berat badan : 3820 gram

  3. Panjangbadan : 52 cm

  4. Lingkar kepala : 32 cm

  5. Lingkar dada : 32 cm

  6. RR : 46 x/menit

  7. Suhu : 36,9 °C

  8. Nadi : 120 x/menit


  1. Proses Penugasan Peran Ibu (Berdasarkan Teori Mercer)

  1. Ranah Antisipatori

  1. Riwayat Kehamilan

  1. Status obstetri : G1P1A0

  2. HPHT/TP : 21 Pebruari 2019/ 27 November 2019

  3. Kehamilan direncanakan: Ny. D mengatakan kehamilan ini direncanakan.

  4. ANC (Antenatal care)

  • Trimester I : Ny. D melakukan pemeriksaan kehamilan 3 kali. 

  • Trimester II : 3 kali

  • Trimester III : 4 kali

  1. Tempat ANC : Bidan dan posyandu

  2. Imunisasi TT : Ny. D mengatakan mendapat imunisasi 1 kali.

  3. Konsumsi Obat : Ny. D mendapat tablet Fe dari bidan dan diminum teratur.

  4. Konsumsi Jamu : Ny. D tidak mengonsumsi jamu.

  5. Keluhan/Komplikasi Kehamilan: Ny. D mengatakan tidak ada keluhan selama kehamilan

  1. Riwayat Psikologis

  1. Persepsi

  1. Persepsi ibu tentang kehamilannya : Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama bagi Ny. D dan direncanakan. Ny. D dan suami serta keluarga menerima dengan bahagia kehamilan ini

  2. Persepsi keluarga tentang kehamilannya : Suami dan keluarga besarnya sangat mendukung kehamilan Ny. D, berharap ibu dan bayinya sehat.

  1. Interaksi Selama Kehamilan

  1. Interaksi ibu dengan keluarga : Ny. D mengatakan hubungannya dengan keluaga besar sangat baik, dukungan diberikan oleh keluarga pada Ny. D saat hamil hingga sekarang. Saat jam kunjung banyak saudara maupun keluarga menengoknya dan memberikan dukungan. Ny. D dapat berinteraksi dengan saudara dan keluarga. 

  2. Interaksi ibu dengan orang lain : Ny. D mengatakan hubungannya dengan tetangga, dan lingkungannya juga sangat mendukung ketika hamil. 

  1. Harapan selama Kehamilan: Ny. D mengatakan selama hamil berharap kondisinya dan janin sampai melahirkan dalam keadaan sehat serta lahir secara normal.

  2. Peran yang dilakukan ibu selama kehamilan : Selama hamil Ny. D berperan sebagai ibu rumah tangga. 


  1. Ranah Formal

  1. Riwayat Kelahiran

Pada tanggal 20 November 2019 Ny. D mengatakan merasa hamil 9 bulan dan mules-mules sejak kemarin, keluar air 5 jam sebelum masuk rumah sakit, gerakan janin masih dirasakan ibu sehingga ke BPM pukul 04.30 WIB dengan hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, TFU 37 cm, BJA 138x/menit, pembukaan 3cm, pada pukul 11.00 WIB pembukaan lengkap, dipimpin 2.5 jam tidak ada kemajuan persalinan, terpasang  infuse RL, sebelumnya diberikan cairan infus D5 diguyur 1 labu. Ny. D mengatakan perutnya di dorong-dorong untuk membantu bayi keluar + 1 jam. pukul 13.35 WIB Ny. D dirujuk ke RSUD dr. Slamet garut dengan hasil pemeriksaan TD 130/80 mmHg, N 78 x/menit, RR 24x/menit, skala nyeri 6, TFU 34 xm, LP 104 cm, letak anak kepala punggung kiri, His 3x10/25 detik, BJA 136x/menit, pembukaan 8-9 cm. Ny. D mendapatkan terapi IVFD RL 500gram  20 tetes/menit, cek laboratorium, kateterisasi 250 cc dan perencanaan KB IUD.

Pada saat dikaji Ny. D mengatakan persalinan spontan tanggal 20 November 2019 Pukul 15.00 WIB Jenis kelamin Laki-laki BB 3820 gram, PB 52 cm, LK 32 cm, LD 32 cm. Nilai APGAR menit pertama 6, menit kedua 8, Plasenta lahir lengkap, luka perineum grade IV dilakukan hecting, terpasang IUD post plasenta dan bayi lahir sehat tidak terdapat kecacatan

  1. Fase Penerimaan Bayi oleh Ibu 

Ny. D mengatakan sangat senang dengan kelahiran putranya dan Ny. D juga mengatakan akan merawat bayinya bersama suami, namun masih  dibantu orang tua, karena belum memiliki pengalaman merawat bayi.

  1. Bonding Attachment. 

Bayi tidak dirawat gabung bersama Ny.D, tetapi pada waktu pagi - pagi bayi Ny. D diantarkan keruangan untuk disusui. 



  1. Breast feeding / kolostrum. 

Ketika dilakukan pemijatan keluar ASI berwarna sedikit kuning pada sebelah kiri, dan kanan berawarna putih susu. Ny. D mengatakan ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dan Ny. D menanyakan cara meningkatkan produksi ASI.

  1. Interaksisosial selama kelahiran. 

Ny. D mampu berkomunikasi dengan perawat maupun bidan di ruangan, selain itu Ny. D juga berinteraksi dengan pasien lain yang satu ruangan.

  1. Peran ayah selama kelahiran. 

Tn. D mengatakan selama kelahiran berusaha memenuhi kebutuhan Ny. D, berdoa untuk kelahiran anak pertamanya, Saat akan menemani Ny. D melahirkan, namun kebijakan RS tidak memperbolehkan adanya pendamping selama persalinan sehingga Tn. D menunggu diluar ruang sambil berdoa. Setelah bayi lahir, Tn. D meng-adzani bayinya di ruang bayi.

  1. Adaptasi psikologis ibu. 

Ny. D berada pada fase taking in dimana ibu masih fokus pada dirinya sendiri, ditandai dengan Ny. D tertarik menceritakan pengalaman yang telah dilalui saat kehamilan anak pertama dan proses melahirkan.


  1. Ranah Informal

  1. Orang yang terlibat dalam perawatan bayi. 

Ny. D mengatakan setelah pulang dari RS Ny. D dibantu suami, orang tua dan keluarganya saat merawat bayi sehingga sementara akan tinggal di rumah kedua orangtuanya.

  1. Peran dalam perawatan bayi. 

Ny. D mengatakan akan merawat bayinya dengan baik, dan membutuhkan bantuan orang tua. 

  1. Pengalaman dalam perawatan bayi. 

Ny. D mengatakan belum mempunyai pengalaman dalam merawat bayi karena ini merupakan anak pertama bagi Ny. D dan suami.

  1. Harapan untuk perawatan bayi yang akan datang. 

Ny. D dan suami mempunyai harapan dapat merawat bayinya secara mandiri, memberikan ASI ekslusif dan dapat memfasilitasi pertumbuhan bayinya sesuai dengan usianya.


  1. Ranah Personal

  1. Pandangan ibu terhadap perannya. 

Ny. D mengatakan peran ibu sangat penting karena pola asuh akan mempengaruhi tumbuh kembang bayi. Selain itu, kebutuhan nutrisi bayi dipenuhi oleh ASI. Ny. D mengatakan akan memberikan yang terbaik dalam mengasuh bayinya.

  1. Pengalaman masa lalu yang mempengaruhi peran ibu. 

Ny. D mengatakan belum mempunyai pengalaman terkait peran sebagai ibu, namun Ny. D akan terus belajar dari orang tuanya.

  1. Percaya diri dalam menjalankan peran. 

Ny. D mengatakan mempunyai kemauan yang tinggi dalam merawat bayinya ingin segera pulang dan beristirahat sambil menyusui bayinya. 

  1. Pencapaian peran. 

Saat pengkajian, sudah terlihat pencapaian peran Ny. D karena bayinya sudah ada di antarkan oleh perawat perinatologi keruangan Ny. D.


ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Masalah

1

DS:

  • Ny. D mengatakan nyeri akibat robekan jalan lahir, nyeri seperti disayatdi area perineum. Skala nyeri 7 (Berat), hilang timbul, meningkat saat bergerak.


DO: 

  • TD: 120/90 mmHg, 

  • RR: 20x/menit, 

  • HR: 84x/menit, 

  • T: 36.6 0C

  • Tampak jahitan karena laserasi perineum grade IV

  • Ekspresi wajah terlihat meringis saat bergerak.


Trauma jalanlahir

Diskontinuitas jaringan

Rangsanganzatkimia : bradykinin, serotonin, histamine, asetilkolin, prostaglandin 

Nyeri




Nyeri akut

2

DO:

  • TD: 120/90 mmHg, 

  • RR: 20x/menit, 

  • HR: 84x/menit, 

  • T: 36.6 0C

  • Postpartum hari 1

  • Perdarahan 50cc

  • Involusi uteri 2 jari dibawah pusat

  • Hemoglobin (11.4 g/dl)


Plasenta lepas

Terputusnya kuntinuitas jaringan

Perdarahan di tempat menempelnya plasenta

Involusi uteri : kontraksi berkurang/kandung kemih penuh

ResikoPerdarahan


Resiko Perdarahan

3

DS :

DO :

  • TD: 120/90 mmHg, 

  • RR: 20x/menit, 

  • HR: 84x/menit, 

  • T: 36.6 0C

  • Luka laserasi perineum grade IV

  • Post partum hari ke satu

  • Tidak ada tanda-tanda infeksi  

  • Urin output normal

  • Leukosit (21.130/mm3)


Luka laserasi perineum 

derajat IV

Terputusnya jaringan kulit perineum

Resiko infeksi

Resiko infeksi

4

DS:

  • Ny.P mengatakan ingin memberikan ASI eksklusif pada bayinya, karena ini merupakan bayi pertamanya

  • Ny. D menanyakan cara meningkatkan produksi ASI.

DO:

  • Putting menonjol, payudara agak kencang, kolostrum sedikit, ASI sudah keluar.

Belum ada Pengalaman

Potensial pemberian ASI eksklusif

Potensial pemberian ASI eksklusif


DIAGNOSA KEPERAWATAN

  1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit/laserasi perineum

  2. Resiko perdarahan berhubungan dengan involusi uteri.

  3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka laserasi perineum

  4. Potensial pemberian ASI ekslusif (diagnosa sejahtera).




RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnos Keperawatan

Tujuan

Intervensi

1

Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit/laserasi perineum.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 20 menit, nyeri pasien berkurang
dengan kriteria evaluasi:

  • Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri.

  • Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri untuk mengurangi nyerinya.

  • Pasien menunjukkan nyeri berkurang.


  1. Ajarkan teknik manajemen nyeri: relaksasi. Anjurkan pasien menggunakan manajemen nyeri yang telah diajarkan untuk mengatasi nyeri.

  2. Anjurkan untuk tidak menahan kencing

  3. Anjurkan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi dengan diet tinggi protein dan meningkatkan cairan secara adekuat.

  4. Anjurkan untuk menjaga kebersihan area perineum, dengan mengganti pembalut setiap kali BAK atau BAB, cebok dengan air bersih dari arah depan ke belakang, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah perawatan perineum.

  5. Kolaborasi pemberian analgetik

  6. Jelaskan pada pasien cara mengenali tanda dan gejala infeksi: adanya demam, bengkak, kemerahan, nyeri, keluaran vagina berwarna kuning hingga hijau, luka bernanah, dan berbau tidak sedap. Anjurkan pasien untuk segera
    memberitahu penyedia layanan kesehatan bila tanda gejala di atas ditemukan.

2

Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka laserasi perineum


Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat meningkatkan pertahanan tubuh dengan kriteria :

  • Tidak ada tanda-tanda infeksi  

  • TTV dalam batas normal

  • Urin output normal

  • Membran mukosa normal

  • Tidak ada peningkatan leukosit

  • Luka daerah perineum tidak ada pus

  1. Bersihkan lingkungan secara tepat setelah digunakan pasien


  1. Batasi jumlah pengunjung


  1. Anjurkan pasien untuk mengganti pembalut setiap kotor


  1. Anjurkan istirahat, masukan nutrisi yang cukup


  1. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda, gejala infeksi dan bagaimana cara mencegah infeksi


  1. Monitor tanda dan gejala infeksi


  1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan antibiotic


3

Resiko perdarahan berhubungan dengan involusi uteri.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan tidak terjadi perdarahan dengan criteria evaluasi:

  • Pasien dapat mendemonstrasikan cara masase uterus.

  • Pasien dapat mendemontrasikan cara mengecek kontraksi.

  • TTVdalam batas normal

  • Turgor kulit normal

  • Membran mukosa lembab

  • Jumlah perdarahan sesuai dengan periode lochea

  1. Ajarkan pasien cara mengecek kontraksi.

  2. Ajarkan pasien cara masase uterus dengan gerakan memutar pada fundus uteri menggunakan kepalan tangan.

  3. Ajarkan pasien mengenali tanda-tanda perdarahan, yaitu perdarahan yang banyak dari vagina, terasa lemas, nadi cepat, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, turgor kulit tidak elastis. Anjurkan pasien untuk segera
    memberitahu penyedia layanan kesehatan bila tanda gejala di atas ditemukan.

  4. Kolaborasi pemberian obat 

4

Potensial pemberian ASI ekslusif (diagnosa sejahtera).


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 20 menit, pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap positif dalam
menyusui dengan kriteria evaluasi:

  • Mengetahui manfaat dan
    pentingnya ASI.

  • Mengetahui cara mengatasi  ketidaklancaran produksi ASI dengan pijat oksitosin.

  • Mengungkapkan
    kenyamanan posisi dan kepuasan selama
    menyusui


  1. Jelaskan tentang ASI eksklusif(pemberian ASI tanpa makananatau minuman lain selama 6 bulan).


  1. Jelaskan manfaat menyusui secara eksklusif bagi ibu (mencegah perdarahan postpartum,
    mempercepat involusi uteri, menunda masa subur, meningkatkan ikatan ibu-bayi/
    bonding) dan bayi (meningkatkan imunitas, tidak menyebabkan alergi, mengoptimalkan
    oertumbuhan dan perkembangan bayi). Selain itu, pemberian ASI juga lebih mudah, praktis, murah, dan bersih.


  1. Ajarkan cara menyusui dengan benar : body position, latch, effective sucking.


  1. Jelaskan tentang perawatan putting yang tepat, mencakup cara mencegah putting lecet dan
    penggunaan bra yang suportif.


  1. Anjurkan untuk menyusui bayi menurut isyarat dan tidak membatasi durasi menyusui; bayi
    selesai menyusu bila pola menghisap melambat, payudara melunak, dan bayi tampak puas.


  1. Ajarkan Metode SPEOS (mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan sugestif/afirmasi positif) untuk memperlancar pengeluaran ASI.



IMPLEMENTASI

Tanggal

Jam

Dx. Kep

Implementasi

Respon

TTD

21/11/2019

07.00 – 07.20 WIB

1

  1. Mengajarkan teknik manajemen nyeri: relaksasi.Anjurkan pasien menggunakan manajemen nyeri yang telah diajarkan untuk mengatasi nyeri.


DS: Pasien nyeri lumayan berkurang

DO: Pasien tampak kooperatif dengan mendemonstrasikan teknik relaksasi napas dalam.

Ai

  1. Menganjurkan untuk tidak menahan kencing


DS: Pasien mengatakan tidak akan menahan kencing

DO: Pasien tampak mengerti


Ai

  1. Menganjurkan pasien memenuhi kebutuhan nutrisi dengan diet tinggi protein dan meningkatkan cairan secara adekuat.


DS: Pasien mengatakan akan makanan makanan bergizi setelah sampai di rumah.

DO: Pasien tampak mengerti.


Ai

  1. Menganjurkan untuk menjaga kebersihan area perineum, dengan mengganti pembalut setiap kali BAK atau BAB, cebok dengan air bersih dari arah depan ke belakang, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah perawatan perineum.


DS: Pasien mengatakan akan melakukan seperti yang diajarkan.

DO: Pasien tampak mengerti dan dapat menyebutkan kapan waktu ganti pembalut, cara cebok dan cara cuci tangan dengan benar

Ai

  1. Berkolaborasi pemberian analgetik bila diperlukan. 


DS: -

DO: Pasien mendapatkan terapi asam mefenamat 3x500gram


Ai

  1. Menjelaskan pada pasien cara mengenali tanda dan gejala infeksi: adanya demam, bengkak, kemerahan, nyeri, keluaran vagina berwarna kuning hingga hijau, luka bernanah, dan berbau tidak sedap. Anjurkan pasien untuk segera
    memberitahu penyedia layanan kesehatan bila tanda gejala di atas ditemukan.

DS: Pasien mengatakan mengerti dan akan ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda infeksi.

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.

Ai

21/11/ 2019

07.20 – 07.40 WIB

2

  1. Mengajarkan pasien cara mengecek kontraksi.


DS: Pasien mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan dan akan melakukan di rumah.

DO: Pasien tampak mengerti dengan melakukan pengecekan kontraksi fundus uteri.

Ai

  1. Mengajarkan pasien cara masase uterus dengan gerakan memutar pada fundus uteri menggunakan kepalan tangan.

DS: -

DO: Pasien dapat mendemonstrasikan cara melakukan masase uterus.

Ai

  1. Mengajarkan pasien mengenali tanda-tanda perdarahan, yaitu perdarahan yang banyak dari vagina, terasa lemas, nadi  cepat, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, turgor kulit tidak elastis. Anjurkan pasien untuk segera
    memberitahu penyedia layanan kesehatan bila tanda gejala di atas ditemukan.

DS: Pasien mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan dan akan ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda infeksi.

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.

Ai



  1. Berkolaborasi pemberian obat dengan dokter

DS:-

DO:Pasien diberikan terapi Asam folat 1x1

Ai

21/11/ 2019

07.40- 08.00 WIB

3

  1. Mebersihkan lingkungan secara tepat setelah digunakan pasien


DS: pasien mau bekerjasama dalam meningkatkan lingkungan yang bersih

DO: pasien tampak mengerti tujuan membersihkan lingkungannya

Ai

  1. Membatasi jumlah pengunjung



DS:-

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk

Ai

  1. Menganjurkan pasien untuk mengganti pembalut setiap kotor


DS: Pasien mengatakan akan melakukan seperti yang diajarkan.

DO: Pasien tampak mengerti dan dapat menyebutkan kapan waktu ganti pembalut, cara cebok dan cara cuci tangan dengan benar

Ai

  1. Menganjurkan istirahat, masukan nutrisi yang cukup


DS: Pasien mengatakan akan  banyak istirahat, dan makanan makanan bergizi setelah sampai di rumah.

DO: Pasien tampak mengerti.


Ai

  1. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda gejala infeksi dan cara mencegahan  infeksi


DS: Pasien dan keluarga mengatakan mengerti dan akan ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda infeksi.

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.

Ai

  1. Monitor tanda dan gejala infeksi


DS : -

DO : tidak ada tanda-tanda infeksi, luka bersih

Ai

  1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberikan antibiotic


DS:-

DO:Pasien diberikan terapi Cefadroxil 2x500gram

Ai

21/11/ 2019

07.40- 08.00 WIB

4

  1. Menjelaskan tentang ASI eksklusif (pemberian ASI tanpa makanan atau minuman lain selama 6 bulan).

DS: -

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.

Ai

  1. Menjelaskan manfaat menyusui secara eksklusif bagi ibu (mencegah perdarahan postpartum, mempercepat involusi uteri, menunda masa subur, meningkatkan ikatan ibu-bayi/
    bonding) dan bayi (meningkatkan imunitas, tidak menyebabkan alergi, mengoptimalkan
    oertumbuhan dan perkembangan bayi). Selain itu, pemberian ASI juga lebih mudah, praktis, murah, dan bersih.

DS: Pasien mengatakan akan memberikan ASI ekskusif.

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.


Ai

  1. Mengajarkan cara menyusui dengan benar : body position, latch, effective sucking.


DS: -

DO: Pasien tampak mendemonstrasikan cara menyusui dengan benar.

Ai

  1. Menjelaskan tentang perawatan putting yang tepat, mencakup cara mencegah putting lecet dan
    penggunaan bra yang suportif

DS:-

DO: Pasien tampak mengerti dengan ekspresi mengangguk dan menjawab ketika ditanya kembali.

Ai

  1. Menganjurkan untuk menyusui bayi menurut isyarat dan tidak membatasi durasi menyusui; bayi
    selesai menyusu bila pola menghisap melambat, payudara melunak, dan bayi tampak puas.

DS:

DO: Pasien tampak mengerti

Ai

  1. Mengajarkan Metode SPEOS (mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan sugestif/afirmasi positif) untuk memperlancar pengeluaran ASI kepada pasien dan keluarga.


DS: Pasien mengatakan terasa lega setelah dilakukan pemijatan.

DO: Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasikan metode speos. 

Ai







EVALUASI

Tanggal

Jam

Dx Kep.

Evaluasi

TTD

21/11/2019

08.00 WIB

1

S : Pasien nyeri lumayan berkurang, skala nyeri berada di skala 5-6.

O : TTV TD: 120/90 mmHg, RR: 20x/menit, HR: 84x/menit, T: 36.6 0C. Luka hecting laserasi perineum derajat IV tampak bersih, nanah (-), bengkak (-), bau tidak sedap (-). Distensi kandung kemih (-). Pasien tampak dapat menggunakan  relaksasi untuk mengontrol nyerinya. Pasien tampak rileks. 

A: Nyeri teratasi sementara.

P : Pertahankan intervensi penggunaan relaksasi untuk mengontrol nyeri, tidak menahan BAK, pemenuhan nutrisi dancairan adekuat, menjaga kebersihan perineum, mencaripertolongan bila ada tanda gejala infeksi.



21/11/2019

08.10 WIB

2

S: Pasien mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan dan akan ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda perdarahan.

O: Pasien tampak mengerti dengan melakukan pengecekan kontraksi fundus uteri, pasien dapat mendemonstrasikan cara melakukan masase uterus.

A: Tidak terjadi perdarahan untuk sementara.

P: Pertahankan intervensi mengecek kontraksi dan melakukan masase uterus, serta mencari pertolongan jika ada tanda dan gejala perdarahan.


Ai

21/11/2019

08.20 WIB

3

S: Pasien mengatakan mengerti penjelasan yang diberikan dan akan ke pelayanan kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda infeksi.

O: Pasien tampak mengerti dengan mengatakan akan menjaga istirahat, nutrisi, kebersihan luka perineum, mengganti pembalut setiap kotor

A: Tidak terjadi infeksi untuk sementara.

P: Pertahankan intervensi menjaga istirahat, nutrisi, kebersihan luka perineum, mengganti pembalut setiap kotor, serta mencari pertolongan jika ada tanda dan gejala infeksi.


Ai

21/11/2019

08.30 WIB

4

S : Pasien mengatakan akan memberikn ASI secara eksklusif. 

O : Pasien dapat memperagakan cara menyusui, dan pijat oksitosin, pasien tampak lebih nyamanmemposisikan bayi saat menyusui.
A : Potensial pemberian ASI eksklusif teratasi.
P : Follow up oleh bidan di komunitas.


Ai




























PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE


Metode SPEOS (mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan sugestif/afirmasi positif)

Berdasarkan penelitian  (Mas´adah, 2015) Metode SPEOS (mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan sugestif/afirmasi positif) yaitu metode yang bertujuan untuk membantu ibu nifas (menyusui) memperlancar pengeluaran ASI dengan cara stimulasi untuk merangsang hormon oksitosin sehingga selanjutnya keberhasilan pemberian ASI eksklusif bias tercapai. Konsep dari metode "SPEOS" ini adalah seorang ibu yang menyusui tidak hanya dipandang/dibantu dari aspek fisik saja tetapi proses adaptasi psikologis juga menjadi kajian, terlebih hormone oksitosin ini sangat sensitive dengan kondisi psikologis ibu. Selain itu penelitian lain (Lestari, 2017; Sulaeman, Lina, Masadah, & Purnamawati, 2019)menjelaskan  bahwa pijat oksitosin memiliki pengaruh terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum primipara. Pijat oksitosin ini merupakan salah satu cara dari beberapa tindakan nonfarmakologis lainnya yang dapat membatu merangsang hormone oksitosin sehingga dapat membuat ibu merasa nyaman dan dapat mengeluarkan ASI.


Referensi

Lestari, N. (2017). PIJAT OKSITOSIN PADA IBU POSTPARTUM PRIMIPARA TERHADAP PRODUKSI ASI DAN KADAR HORMON OKSITOSIN (OxytocinMassage on Postpartum Primipara Mother to the Breastmilk Production AndOxytocin Hormone Level). Jurnal Ners Dan Kebidanan, 4(2), 98–103. https://doi.org/10.26699/jnk.v4i

Mas´adah, R. (2015). Pada Ibu Post Sectio Caesaria. Jurnal Kesehatan Prima, 9(2), 1495–1505. Retrieved from http://poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/4.-Masadah.pdf

Sulaeman, R., Lina, P., Masadah, & Purnamawati, D. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Postpartum Primipara. Jurnal Kesehatan Prima, 13(1), 1–9.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DENGAN TOPIK DM (DIABETES MELLITUS) PAYAN NAHAMPUN

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsi, Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)