Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsi, Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A G3P2A0 GRAVIDA 36 – 37 MINGGU DENGN PEB+CHF DI PONEK RSUD DR. XX


PENGKAJIAN 

No. Rekam  Medik : 012049XX Tgl Masuk RS : 04 November 20XX

Ruang/Kelas : Ponek Tgl Pengkajian: 04/11/20XX, Jam : 13.00 WIB


  1. IDENTITAS

Identitas pasien

Nama : Ny. A

Umur : 30 Tahun

Status pernikahan : Nikah 

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Agama : Islam

Suku : Sunda

Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD

Alamat : Kp. XX

Diagnose medis : G3P2A0 Gravida 36 – 37 Minggu dengan PEB+CHF


Identitas penanggungjawab

Nama : Tn. A

Umur : 37 Tahun

Agama : Islam

Status pernikahan : Nikah 

Pekerjaan : Buruh

Suku : Sunda

Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD

Alamat : Kp. XX

Hubungan dengan pasien : suami


  1. RIWAYAT KESEHATAN 

  1. Riwayat Kesehatan Sekarang 

Alasan Masuk RS : Pasien tanggal 03 November 20XX pukul 17.00 WIB datang ke puskesmas B karena merasa tensinya tinggi, TD 150/100mmHg, protein urin (++), TFU 29 cm, BJA 140, tertutup dan pasien menolak untuk dirujuk, pasien dapat terapi pukul 17.15 WIB dopamet 500 mg dan nifedipin 10 mg, pukul 10.10 WIB MgSO4 4 gr, MgSO4 maintance terpasang 10 gr kemudian pasien dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut karena PEB. 

Keluhan Utama : Pasien mengeluh sesak nafas sejak kemarin

Keluhan saat ini : Saat di PONEK tanggal 04 November 2019 Pukul 13.00 WIB pasien mengeluh sesak nafas, tensinya tinggi sejak kemarin, tidak ada pusing, tidak ada nyeri ulu hati, pandangan jelas, mules belum dirasakan


  1. Riwayat Kesehatan Dahulu 

Riw. Operasi : Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya. 

Riw. Perawatan : Pasien tidak pernah menjalani perawatan sebelumnya. 

Riw. Penyakit : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti penyakit 

   jantung, hipertensi, diabetes mellitus, anemia, asma, hepatitis, dan HIV, 

  penyakit kelamin, penyakit ginjal, / penyakit lainnya. 

Riw. Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, 

  maupun alergen lainnya. 

Riw. Penggunaan Obat : Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan.

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga 

Penyakit Keturunan : Pasien tidak memiliki keluarga dengan riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, hemofilia, keganasan, atau asma

Penyakit Menular : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV, penyakit menular seksual baik pada keluarga maupun suaminya. 

  1. RIWAYAT OBSTETRI 

  1. Riwayat Menstruasi 

HPHT : 21/2/20XX

Usia Menarche : 12 Tahun 

Siklus : Teratur/ 28 Hari 

Banyak Darah : Normal

Lama Haid : Normal 7 Hari 

Keluhan Haid : Nyeri haid (-), keluhan lain tidak ada 

  1. Riwayat Perkawinan 

Pasien menikah sebanyak 1 kali, saat usia 17 tahun dan suaminya menikah sebanyak 1 kali, saat usia 23 tahun (lama pernikahan 13 tahun).  

  1. Riwayat Infertil 

Lama infertile : Tidak ada riwayat infertil. 

Pengobatan : - 

  1. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi 

Pemakaian : Pasien pernah menggunakan KB 

Jenis KB : Suntik 3 bulan 

Keluhan : Tidak Ada

Rencana KB : KB yang akan digunakan adalah KB suntik lagi, pasien menolak IUD

  1. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya

Anak ke

Umur

JK

BB

Usia Kehamilan

Jenis Persalinan

Penolong persalinan

Tempat bersalin

Keluhan & penyulit saat kehamilan, persalinan, nifas

Kondisi

1

13 Thn

L

3000

gram

9 bln

Spontan

Bidan

Bidan

-

Hidup

2

7 Thn

L

3000

gram

9 bln

Spontan

Bidan

Bidan

-

Hidup


  1. Riwayat Kehamilan Sekarang

Status Obstetri

TP

Kehamilan Direncanakan        : 

Kelas Prenatal :

Riwayat ANC                         :












Riwayat Imunisasi             :


Konsumsi Tab.Fe             :


Riw. Trimester I             :


Riw. Trimester II             :



Riw. Trimester II             :


Kebersediaan di Rawat Setelah Melahirkan                :




Kebersediaan rooming in       : 

G3P2A0  

28/11/2019 (berdasarkan HPHT)

Ini merupakan kehamilan ketiga pasien yang memang telah direncanakan dan diinginkan oleh pasien, suami, dan keluarganya.  

Pasien tidak mengikuti kelas prenatal.

Pasien melakukan pemeriksaan kehamilannya secara rutin di Bidan sejak awal kehamilan, jumlah kunjungan sebanyak 4 kali. Pasien mengikuti anjuran bidan termasuk untuk mengkonsumsi vitamin kehamilan, tablet Fe, makan bernutrisi, dan menghindari konsumsi jamu/obat-obatan tanpa resep dokter. Pasien terakhir memeriksakan kehamilannya kemarin karena merasa kaki bengkak dan pasien mengalami tekanan darah tinggi, sehingga disarankan untuk menjalani persalinan di RSUD dr. slamet Garut. Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi baik saat sebelum hamil maupun saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Pasien pernah memeriksakan kehamilannya dengan USG dan dikatakan bahwa kondisi janin baik

Pasien mengatakan sudah mendapatkan vaksin TT 1, 2, dan 3 di bidan selama kehamilan ini.  

Pasien mendapatkan talet Fe dari bidan dan meminumnya secara teratur.  

Pasien tidak mengalami keluhan yang mengganggu, Mual muntah disangkal dan tidak keluhan makan

Pasien tidak mengalami keluhan yang mengganggu, gerakan janin sudah mulai dirasakan pasien saat usia kehamilan 4 bulan. 

Pada bulan ke 8 dan 9 Tidur menjadi tidak nyaman karena terganggu peningkatan frekuensi BAK 


Pasien mengatakan bahwa ia bersedia untuk dirawat. Pasien berharap dapat didampingi oleh suaminya selama proses persalinannya. Selain itu, pasien juga berharap dapat segera pulih setelah melahirkan sehingga dapat segera pulang

Pasien menginginkan untuk dapat dirawat bersama dengan bayinya.


  1. PEMERIKSAAN FISIK 

KU : Sedang, lemas

Kesadaran : Compos mentis 

GCS : 15 (E4 M6 V56) 

TTV : TD : 150/100 mmHg

HR : 85 x/menit 

RR : 33 x/menit 

T    : 36 oC  

Antopometri : TB : 158 cm Kategori IMT (Depkes RI) :  

- < 17,0 : Kurus tk berat

- 17,0-18,4 : Kurus tk ringan 

- 18,5-25,0 : Normal 

- 25,1-27,0 : Gemuk tk ringan 

- > 27,0 : Gemuk tk berat

 BB sebelum Hamil : 53 Kg IMT : 21.2 (Normal)

 BB sekarang : 63 Kg Peningkatan BB: 10 Kg

Nyeri : Akut

P : Sesak nafas  

Q : Sesak terasa seperti tertahan benda mati 

R : Lokasi pada daerah dada 

S : Frekuensi pernafasan 33 x/menit

T : Sesak dirasakan terus menerus 


Pemeriksaan Per Sistem 

  1. Sistem Respirasi

Pola Nafas

:

Tidak teratur

Tipe Pernapasan

:

Mulut dan hidung disertai penggunaan cuping hidung

Retraksi

:

Tidak Ada 

Suara

:

Vesikuler kanan kiri, ada wheezing

Batuk

:

Tidak Ada

Perkusi

:

Sonor/ Normal

  1. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi

:

CRT < 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, clubbing finger (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)

Edema

:

(-)

Bunyi Jantung

:

Tunggal/ murni tanpa disertai suara jantung tambahan, murmur, maupun gallop

  1. Sistem Gastrointestinal

Mulut

:

Mukosa bibir kering

Abdomen

:

Tidak ada distensi

Anus & Rektum

:

Tidak ada benjolan atau hemoroid

  1. Sistem Integumen

Rambut

:

Bersih, warna hitam, sebaran merata, tidak rontok

Kuku

:

Pendek, bersih

Turgor

:

Edema > 2 detik 

Mukosa

:

Kering

Luka

:

Tidak ada luka

Cloasma Grav.

:

(-)

Linea

Stretch Mark

:

:

Alba

Ada di bagian perut bawah dan paha atas

  1. Sistem Reproduksi

Payudara

:

Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak bengkak, masih lembek, tidak ada nyeri, putting menonjol, areola cokelat kehitaman, kolostrum (+)

Abdomen

:

TFU 

LP

Kontraksi

: 28 cm

: 99 cm

: (-)



Leopold I

: Bagian teratas bokong



Leopold II

: Punggung kanan



Leopold III

: Bagian terendah kepala



Leopold IV

: Perlimaan 3/5



DJJ

: 158 x/menit, kuat reguler 

Genetalia

:

Bersih, tidak ada lendir blood show, tidak ada varises.

Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan serviks 1 cm, portio teraba tebal, lunak, selaput ketuban(+), hodge/ penurunan kepala -1

  1. Sistem Urinaria

Warna urin kuning, terpasang DC, keluhan lain tidak ada.

  1. Sistem Muskuloskeletal

Pasien dapat bergerak bebas, ada edema (> 3 detik), nyeri (-) dan tidak ada kelainan maupun keluhan lain yang mengganggu pergerakan pasien.

  1. Sistem Neurologi dan Sensori

Kesadaran CM (GCS 15), tidak ada nyeri kepala, kejang, paralisis, parese, parestesi, maupun malaise, pupil isokor, reflek patella (+)/(+).


  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG 

(belum ada hasil pemeriksaan penunjang yang terlampir)


  1. DATA PSIKOSOSIAL

  1. Psikologis : Pasien mengatakan bahwa pasien mengalami bengkak pada kaki, muka serta ada sesak nafas sehingga tidak menyangka bila akan langsung dirujuk ke rumah sakit. Pasien mengungkapkan rasa senangnya akan kelahiran anaknya sudah dinantikannya bersama suami dan keluarganya. Namun, pasien juga mengungkapkan bahwa ia merasa cemas/takut karena dengan adanya sesak nafas dan tekanan darahnya tinggi takut tidak bisa melahirkan dengan normal. Pasien menanyakan kepada bidan, kenapa tekanan darahnya tiba-tiba tinggi, apakah ia bisa menjalani persalinan secara normal dengan kondisinya tersebut.   

  2. Sosial : Pasien memiliki hubungan yang baik dengan suami, keluarga, maupun lingkungannya. Tampak suami dan keluarga yang mengantarkan pasien. Selain itu, pasien juga memiliki hubungan yang baik dengan petugas kesehatan, pasien kooperatif dan mudah untuk diajak berkomunikasi. 

  3. Ekonomi : Pasien mengatakan untuk persiapan persalinan dan kebutuhan lainnya telah dipersiapkannya bersama suami sejak jauh-jauh hari.


  1. KEYAKINAN, BUDAYA, DAN SPIRITUAL  

Pasien tidak memiliki keyakinan tertentu dari budaya maupun agamanya yang bertentangan dengan kesehatan seperti tentang pantangan dan anjuran makanan/minuman, kebiasaan, perawatan kehamilan, persalinan, nifas, maupun program KB. 

 

  1. TERAPI 

Pasien dirujuk dari Puskesmas bayongbong dan mendapatkan terapi/ penanganan. 

Advide dokter jaga :  

- Cek lab darah dan urine 

- Pasang Infus RL dan DC 

- Terapi : Dopamet 500 mg, Nifedipin 10 mg 

- Terapi MgSO4 loading dose 4gram dan maintenance 10 gram

- Consul SpOG


ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Masalah

1

DS :

  • Pasien mengeluh sesak nafas sejak kemarin


DO :

  • TD : 150/100 mmHg

  • HR : 85 x/menit 

  • RR : 33 x/menit 

  • S    : 36 oC  

  • Pola nafas tidak teratur,

  • Adanya pernafasan cuping hidung

  • Ada wheezhing


Peningkatan sensitivitas terhadap Angiotensin II 


Pergeseran diafragma


Edema pulmonal


Dispneu


Ketidakefektifan jalan nafas

Ketidakefektifan jalan nafas

2

DS:

  • Pasien mengatakan tidak ada nyeri kepala maupun pandangan berkurang, 

  • BAK seperti biasanya. 


DO : 

  • TD 150/100 mmHg, 

  • HR 85 x/menit, 

  • RR 33 x/menit. 

  • S    : 36 oC  

  • Pasien kooperatif, dapat berkomunikasi dengan baik. 


Peningkatan sensitivitas terhadap Angiotensin II


Ketidakseimbangan prostasiklin dan tromboksan A2


Vasosapsme


vasokonstriksi pembuluh darah


hipertensi

volume plasma maternal menurun 


hemokonsentrasi + hematocrit maternal meningkat


perfusi organ maternal menurun


kapasitas oksigen maternal menurun


perubahan perfusi jaringan

Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan (paru, kardiovaskuler, ginjal, serebral dan hati)

3

DS : 

Pasien mengatakan masih merasakan pergerakan janin. 


DO : 

  • TD 150/100 mmHg, 

  • HR 85 x/menit, 

  • RR 33 x/menit. 

  • S    : 36 oC  

  • DJJ 158 x/menit kuat reguler, his (-)

  • Ada edema kaki dan muka

Resiko penurunan perfusi jaringan 


penurunan cardiac output 


gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta


resiko distres janin

Resiko distres janin

4

DS : 

Pasien merasa cemas / takut karena adanya sesak nafas dan tekanan tinggi


DO : 

  • G3P2A0. 

  • Pasien tampak sering menanyakan, kenapa sesak nafas dan tekanan darahnya tiba-tiba tinggi, apakah ia bisa menjalani persalinan secara normal dengan kondisinya tersebut. 


Peningkatan TD dan gangguan pernafasan


persepsi ancaman terhadap kesejahteraan ibu dan janin 


Defisien pengetahuan

Defisien pengetahuan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

  1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan edema pulmonal

  2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi vaskular sistemik

  3. Resiko distress janin dengan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta

  4. Defisien pengetahuan berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan ibu dan janin



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Dx Keperawatan

Tujuan dan criteria Hasil

Intervensi

1

Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan edema pulmonal


Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas efektif dan ventilasi adekuat, dengan criteria :

  • Pasien menunjukan pola nafas adekuat

  • Pasien menunjukan kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas

  • Tidak ada penggunaan oto bantu pernafasan

  • Tidak ada bunyi nafas tambahan

  • Tidak ada nafas pendek

  • Irama nafas, frekuensi nafas dalam batas normal

  • Tidak ada suara nafas abnormal 

  1. Pantau kecepatan, irama dan kedalaman respirasi

  2. Auskultasi bunyi nafas dan adanya buni nafas tambahan

  3. Catat pergerakan dada

  4. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan adanya retraksi otot interkosta

  5. Anjurkan nafas dalam melalui abdomen selama periode distress pernafasan

  6. Atur posisi pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi

  7. Dorong pasien untuk bernafas peln-pelan

  8. Monitor status respirasi dan oksigenasi sesuai kebutuhan

  9. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi 

2

Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi vaskular sistemik


Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x60 menit, pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang efektif dengan kriteria :

  • TTV dalam batas normal (TD < 140/100 mmHg, HR 60-100 x/menit, 

  • RR 16-20 x/menit, 

  • S 36,5-37,50C)

  • Bebas dari sakit kepala

  • Bebas dari klonus, dengan refleks tendon normal

  • Pasien waspada dan terfokus

  • Mempertahankan keluaran urine lebih dari 30 ml/jam 

  • Memperoleh hasil persalinan yang positif

  1. Ambil spesimen (darah dan urine) untuk pemerikaan laboratorium sesuai program, laporkan temuan yang membahayakan kepada dokter

  2. Pantau protein urine (setiap jam bila memungkinkan).

  3. Kaji tanda iritabilitas SSP (reaksi pupil, pergerakan mata, refleks tendon dalam dan klonus).

  4. Kaji adanya perubahan penglihatan berupa berkurang/ kehilangan penglihatan (biasanya sementara), skotoma (timbulnya bintik hitam atau kilatan cahaya pada lapang pandang), atau perubahan lain

  5. Jelaskan pentingnya istirahat/ tirah baring untuk memperbaiki perfusi ke ginjal dan pentingnya merubah posisi setiap 2 jam

  6. Kaji adanya nyeri kepala

3

Resiko distress janin berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta


Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x20 menit diharapkan status maternal antepartum dalam batas normal, dengan criteria :

  • Reflek neurologis tidak menyimpang dari hasil nilai

  • TTV dalam batas normal (TD < 140/100 mmHg, HR 60-100 x/menit, 

  • RR 16-20 x/menit, 

  • S 36,5-37,50C)

  • Tidak ada protein urin

  • Tidak ada edema

  • Tidak ada nyeri kepala 

  • Penglihatan jelas

  1. Monitor TTV ibu

  2. Pantau DJJ janin

  3. Ukur Tinggi fundus uteri

  4. Tentukan adanya factor medis yang berhubungan dengan memburuknya kehamilan

  5. Kaji ulang riwayat obstetric yang berhubungan dengan factor resiko kehamilan

  6. Kaji tingkat pengetahuan pasien

  7. Ajarkan tehnik pijat kaki selama 20 menit

  8. Anjurkan pasien untuk merendam kaki yang edema dengan air hangat dan dingin dengan perbandingan 3:1 

  9. Dokumentasikan hasil laboratorium

4

Defisien pengetahuan berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan ibu dan janin

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x15 menit diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasannya dengan kriteria evaluasi :

  • Pasien dapat mengungkapkan ketakutan dan kecemasannya dengan bebas 

  • Pasien kooperatif dengan mengikuti tindakan perawatan 

  • Pasien tampak tenang

  1. Gunakan pendekatan yang menenangkan dan meyakinkan.

  2. Dorong pasien mengungkapkan perasaan, harapan/ tujuan, persepsi dan sumber ketakutan yang dialami.

  3. Dengarkan pasien dengan aktif dan penuh perhatian.

  4. Berikan dukungan sesuai dengan latar belakang pasien, misalnya dengan terapi doa/ berdzikir

  5. Ajarkan teknik manajemen ansietas, seperti relaksasi, pernapasan, dan teknik/ strategi koping lainnya

  6. Evaluasi tingkat kecemasan pasien



IMPLEMENTASI

Tgl

Dx. Kep

Jam

Implementasi

Respon Pasien

Paraf

4/11/2019


1

13.00




13.00



13.00



13.00






13.05






13.05





13.05









13.05





13.08




  1. Memantau kecepatan, irama dan kedalaman respirasi


  1. Mengauskultasi bunyi nafas dan adanya bunyi nafas tambahan

  2. Mencatat pergerakan dada


  1. Memantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan adanya retraksi otot interkosta


  1. Menganjurkan nafas dalam melalui abdomen selama periode distress pernafasan


  1. Mengatur posisi pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi


  1. Mendorong pasien untuk bernafas pelan-pelan







  1. Memonitor status respirasi dan oksigenasi sesuai kebutuhan


  1. Menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi

DS : -

DO: 

RR 33x/menit


DS : -

DO: 

Bnyi pernafasan tidk teratur, ada bunyi nafas wheezing


DS : -

DO: 

Pasien tampak gelisah




DS : -

DO: 

Pasien melakukan nafas dalam



DS : -

DO: 

Pasien mau duduk posisi semifowler


DS : 

Pasien mengatakan sedikit sedikit sesak berkurang

DO: 

Pasien mau melakukan apa yang diperintah perawat


DS : -

DO: 

Pasien mendapatkan terapi oksigenasi 5ml


DS:

Pasien mengatakan mengerti apa yang disampaikan oleh perawat tentang tehnik relaksasi nafas dalam

DO:

Pasien dan keluarg tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mengikuti anjuran untuk melakukan tehnik relaksasi

Ai




Ai



Ai



Ai





Ai






Ai






Ai









Ai





Ai

4/11/2019


2

13.10








13.10




13.10






13.10











13.15

  1. Mengambil spesimen (darah dan urine) untuk pemerikaan laboratorium sesuai program, laporkan temuan yang membahayakan kepada dokter

  2. Memantau protein urine (setiap jam bila memungkinkan).


  1. Mengkaji tanda iritabilitas ssp (reaksi pupil, pergerakan mata, refleks tendon dalam dan klonus).


  1. Mengkaji adanya perubahan penglihatan berupa berkurang/ kehilangan penglihatan (biasanya sementara), skotoma (timbulnya bintik hitam atau kilatan cahaya pada lapang pandang), atau perubahan lain

  2. Menjelaskan pentingnya istirahat/ tirah baring untuk memperbaiki perfusi ke ginjal dan pentingnya merubah posisi setiap 2 jam

Kaji adanya nyeri kepala

DS : - 

DO : 

Spesimen darah dikirimkan oleh keluarga ke lab, hasil belum ada.



DS : - 

DO : 

Belum ada hasil lab


DS:

DO:

Reaksi pupil, pergerakan mata dan refek normal


DS: Pasien mengatakan penglihatan jelas

DO: 

Pasien dapat melihat tangan perawat saat diperintah untung dihitung




DS : - 

DO : 

Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mengikuti anjuran untuk istirahat. 


Ai








Ai




Ai






Ai











Ai


4/11/2019


3

13.00






13.00





13.10


13.10





13.15










13.15





13.15





13.15






13.15

  1. Memonitor TTV ibu






  1. Memantau DJJ janin





  1. Mengukur Tinggi fundus uteri

  2. Menentukan adanya factor medis yang berhubungan dengan memburuknya kehamilan

  3. Mengkaji ulang riwayat obstetric yang berhubungan dengan factor resiko kehamilan






  1. Menjelaskan manfaat dan pentingnya pemantauan janin


 

  1. Mengajarkan tehnik pijat kaki selama 20 menit



  1. Menganjurkan pasien untuk merendam kaki yang edema dengan air hangat dan dingin dengan perbandingan 3:1 

  2. Mendokumentasikan hasil laboratorium

DS : - 

DO : 

TD 150/100 mmHg, HR 85 x/menit, RR 33 x/menit, S    : 36 oC

  

DS : - 

DO : 

DJJ 158 x/menit kuat reguler, his (-)


DS : - 

DO : TFU 28 cm

DS:

DO:

TD 150/100 mmHg, adanya edema dikaki dan muka, RR 33x/m

DS:

DO:

Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi baik saat sebelum hamil maupun saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya

DS : - 

DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan

DS : - 

DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan

DS : - 

DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan


DS:

DO:

Belum ada hasil Lab

Ai





Ai






Ai


Ai





Ai










Ai






Ai




Ai






Ai


4/11/2019


4

13.20




13.20






13.20




13.20







13.20






13.20

  1. Mengunakan pendekatan yang menenangkan dan meyakinkan.

  2. Mendorong pasien mengungkapkan perasaan, harapan/ tujuan, persepsi dan sumber ketakutan yang dialami.

  3. Mendengarkan pasien dengan aktif dan penuh perhatian.


  1. Memberikan dukungan sesuai dengan latar belakang pasien, misalnya dengan terapi doa/ berdzikir


  1. Mengajarkan teknik manajemen ansietas, seperti relaksasi, pernapasan, dan teknik/ strategi koping lainnya

  2. Mengevaluasi tingkat kecemasan pasien

DS :

DO:

Pasien tampak tenang


DS:

DO:

Pasien mengungkapan apa yang dirasakan pasien


DS:

DO:

Pasien tampak bercerita

DS : Pasien mengaku muslim. 

DO : Pasien tampak dapat mempraktikkan cara berdzikir untuk mengontrol kecemasannya.

DS : - 

DO : Pasien tampak dapat mempraktikkan teknik napas dalam, tampak lebih tenang


DS : 

Pasien merasa tenang  dan pasien mengatakan akan mencoba mengontrol kecemasannya  karena cemasnya akan mempengaruhi kondisinya.  

DO : 

G3P2A0, pasien tampak tenang, kooperatif, mudah diajak komunikasi

Ai




Ai






Ai




Ai







Ai






Ai

































PENERAPAN INTERVENSI BERDASARKAN EBP


Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki  Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan literature review (Widi Lestari, Widyawati, & Admini, 2017) dalam penelitian (Coban & Sirin, 2010) dengan judul “Effect Of Foot Massage To Descrease Physiological Lower Leg Oedema In Late Pregnancy”, memiliki tujuan yaitu untuk menilai efektifitas pijat kaki atau masase kaki dengan edema kaki fisiologis pada kehamilan lanjut. Metode penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan randomized controlled trial, dengan 80 ibu hamil dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Kriteria inklusi: kehamilan normal usia kehamilan > 30 minggu, edema terlihat pada pergelangan kaki dankaki, kehadiran di pusat perawatan dasar klinik I untuk perawatan kehamilan. Kriteria eksklusi: masalah kejiwaan, tidak hadir dalam acara di klinik I, preeklampsia, eklampsia, dan penyakit sistemik. Hasil  pada penelitian ini menunjukan dari 80 responden, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 40 kelompok kontrol dan 40 kelompok intervensi di kelompokan secara acak. Pada kelompok intervensi ditemukan kebiasaan selama kehamilan sebagai pemicu edema kaki sepertti berdiri terlalu lama, kenaikan berat badan berlebih, konsumsi makanan yang mengandung garam terlalu banyak, kurangnya konsumsi minum air putih dalam sehari. Pijatan dimulai dengan kaki dipegang dengan kuat, lalui usap seluruh bagian dari jari kaki sampai ke pergelangan kaki sepanjang bagian atas kaki meggunakan seluruh tangan, dan kembali di bawah kaki ke jari-jari kaki mengunakan lebih sedikit tekanan. Pemijatan dilakukan pada punggung kaki yang diarahkan ke tas, dan dari MP joint mengarah ke punggung kaki kemudian arahkan pemijatan keatas untuk mempelancar sirkulasi darah balik vena. Selama perlakukan pada kelompok intervensi, pengukurangan diambil pada pergelangan kaki kanan. Pijat kaki dilakukan pada kelompok intervensi selama 20 menit setiap hari dan dilakukan selama 5 hari berturutturut menunjukan perubahan yang signifikan pada kaki kanan (derajat edema kebih rendah) yang diberikan intervensi dari pada kelopon kontrol yang tidak diberikan intervensi. Simpulan penelitian ini yaitu Pijat kaki terbukti efektif dapat menurunkan derajat edema kaki fisiologis selama kehamilan lanjut, dengan cara dan daerah yang tepat.


Referensi

Widi Lestari, T. E., Widyawati, M. N., & Admini, A. (2017). Literatur Review: Penerapan Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Ibu Hamil Trimester Iii Di Wilayah Kerja Puskesmas I Wangon, Banyumas. Jurnal Kebidanan, 8(2), 99. https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3739


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DENGAN TOPIK DM (DIABETES MELLITUS) PAYAN NAHAMPUN

Asuhan Keperawatan Post Natal Payan Nahampun (Universitas Imelda Medan)