PENGKAJIAN
No. Rekam Medik : 012049XX Tgl Masuk RS : 04 November 20XX
Ruang/Kelas : Ponek Tgl Pengkajian: 04/11/20XX, Jam : 13.00 WIB
IDENTITAS
Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 30 Tahun
Status pernikahan : Nikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Agama : Islam
Suku : Sunda
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. XX
Diagnose medis : G3P2A0 Gravida 36 – 37 Minggu dengan PEB+CHF
Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. A
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : Nikah
Pekerjaan : Buruh
Suku : Sunda
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Kp. XX
Hubungan dengan pasien : suami
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan Masuk RS : Pasien tanggal 03 November 20XX pukul 17.00 WIB datang ke puskesmas B karena merasa tensinya tinggi, TD 150/100mmHg, protein urin (++), TFU 29 cm, BJA 140, tertutup dan pasien menolak untuk dirujuk, pasien dapat terapi pukul 17.15 WIB dopamet 500 mg dan nifedipin 10 mg, pukul 10.10 WIB MgSO4 4 gr, MgSO4 maintance terpasang 10 gr kemudian pasien dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut karena PEB.
Keluhan Utama : Pasien mengeluh sesak nafas sejak kemarin
Keluhan saat ini : Saat di PONEK tanggal 04 November 2019 Pukul 13.00 WIB pasien mengeluh sesak nafas, tensinya tinggi sejak kemarin, tidak ada pusing, tidak ada nyeri ulu hati, pandangan jelas, mules belum dirasakan
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riw. Operasi : Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.
Riw. Perawatan : Pasien tidak pernah menjalani perawatan sebelumnya.
Riw. Penyakit : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti penyakit
jantung, hipertensi, diabetes mellitus, anemia, asma, hepatitis, dan HIV,
penyakit kelamin, penyakit ginjal, / penyakit lainnya.
Riw. Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan,
maupun alergen lainnya.
Riw. Penggunaan Obat : Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit Keturunan : Pasien tidak memiliki keluarga dengan riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, hemofilia, keganasan, atau asma
Penyakit Menular : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV, penyakit menular seksual baik pada keluarga maupun suaminya.
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Menstruasi
HPHT : 21/2/20XX
Usia Menarche : 12 Tahun
Siklus : Teratur/ 28 Hari
Banyak Darah : Normal
Lama Haid : Normal 7 Hari
Keluhan Haid : Nyeri haid (-), keluhan lain tidak ada
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah sebanyak 1 kali, saat usia 17 tahun dan suaminya menikah sebanyak 1 kali, saat usia 23 tahun (lama pernikahan 13 tahun).
Riwayat Infertil
Lama infertile : Tidak ada riwayat infertil.
Pengobatan : -
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Pemakaian : Pasien pernah menggunakan KB
Jenis KB : Suntik 3 bulan
Keluhan : Tidak Ada
Rencana KB : KB yang akan digunakan adalah KB suntik lagi, pasien menolak IUD
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya
Anak ke | Umur | JK | BB | Usia Kehamilan | Jenis Persalinan | Penolong persalinan | Tempat bersalin | Keluhan & penyulit saat kehamilan, persalinan, nifas | Kondisi |
1 | 13 Thn | L | 3000 gram | 9 bln | Spontan | Bidan | Bidan | - | Hidup |
2 | 7 Thn | L | 3000 gram | 9 bln | Spontan | Bidan | Bidan | - | Hidup |
Riwayat Kehamilan Sekarang
Status Obstetri : TP : Kehamilan Direncanakan : Kelas Prenatal : Riwayat ANC :
Riwayat Imunisasi :
Konsumsi Tab.Fe :
Riw. Trimester I :
Riw. Trimester II :
Riw. Trimester II :
Kebersediaan di Rawat Setelah Melahirkan :
Kebersediaan rooming in : | G3P2A0 28/11/2019 (berdasarkan HPHT) Ini merupakan kehamilan ketiga pasien yang memang telah direncanakan dan diinginkan oleh pasien, suami, dan keluarganya. Pasien tidak mengikuti kelas prenatal. Pasien melakukan pemeriksaan kehamilannya secara rutin di Bidan sejak awal kehamilan, jumlah kunjungan sebanyak 4 kali. Pasien mengikuti anjuran bidan termasuk untuk mengkonsumsi vitamin kehamilan, tablet Fe, makan bernutrisi, dan menghindari konsumsi jamu/obat-obatan tanpa resep dokter. Pasien terakhir memeriksakan kehamilannya kemarin karena merasa kaki bengkak dan pasien mengalami tekanan darah tinggi, sehingga disarankan untuk menjalani persalinan di RSUD dr. slamet Garut. Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi baik saat sebelum hamil maupun saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya. Pasien pernah memeriksakan kehamilannya dengan USG dan dikatakan bahwa kondisi janin baik Pasien mengatakan sudah mendapatkan vaksin TT 1, 2, dan 3 di bidan selama kehamilan ini. Pasien mendapatkan talet Fe dari bidan dan meminumnya secara teratur. Pasien tidak mengalami keluhan yang mengganggu, Mual muntah disangkal dan tidak keluhan makan Pasien tidak mengalami keluhan yang mengganggu, gerakan janin sudah mulai dirasakan pasien saat usia kehamilan 4 bulan. Pada bulan ke 8 dan 9 Tidur menjadi tidak nyaman karena terganggu peningkatan frekuensi BAK
Pasien mengatakan bahwa ia bersedia untuk dirawat. Pasien berharap dapat didampingi oleh suaminya selama proses persalinannya. Selain itu, pasien juga berharap dapat segera pulih setelah melahirkan sehingga dapat segera pulang Pasien menginginkan untuk dapat dirawat bersama dengan bayinya. |
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang, lemas
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 (E4 M6 V56)
TTV : TD : 150/100 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 33 x/menit
T : 36 oC
Antopometri : TB : 158 cm Kategori IMT (Depkes RI) :
- < 17,0 : Kurus tk berat
- 17,0-18,4 : Kurus tk ringan
- 18,5-25,0 : Normal
- 25,1-27,0 : Gemuk tk ringan
- > 27,0 : Gemuk tk berat
BB sebelum Hamil : 53 Kg IMT : 21.2 (Normal)
BB sekarang : 63 Kg Peningkatan BB: 10 Kg
Nyeri : Akut
P : Sesak nafas
Q : Sesak terasa seperti tertahan benda mati
R : Lokasi pada daerah dada
S : Frekuensi pernafasan 33 x/menit
T : Sesak dirasakan terus menerus
Pemeriksaan Per Sistem
Sistem Respirasi
|
Pola Nafas | : | Tidak teratur |
Tipe Pernapasan | : | Mulut dan hidung disertai penggunaan cuping hidung |
Retraksi | : | Tidak Ada |
Suara | : | Vesikuler kanan kiri, ada wheezing |
Batuk | : | Tidak Ada |
Perkusi | : | Sonor/ Normal |
Sistem Kardiovaskuler
|
Sirkulasi | : | CRT < 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, clubbing finger (-), palpitasi (-), nyeri dada (-) |
Edema | : | (-) |
Bunyi Jantung | : | Tunggal/ murni tanpa disertai suara jantung tambahan, murmur, maupun gallop |
Sistem Gastrointestinal
|
Mulut | : | Mukosa bibir kering |
Abdomen | : | Tidak ada distensi |
Anus & Rektum | : | Tidak ada benjolan atau hemoroid |
Sistem Integumen
|
Rambut | : | Bersih, warna hitam, sebaran merata, tidak rontok |
Kuku | : | Pendek, bersih |
Turgor | : | Edema > 2 detik |
Mukosa | : | Kering |
Luka | : | Tidak ada luka |
Cloasma Grav. | : | (-) |
Linea Stretch Mark | : : | Alba Ada di bagian perut bawah dan paha atas |
Sistem Reproduksi
|
Payudara | : | Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak bengkak, masih lembek, tidak ada nyeri, putting menonjol, areola cokelat kehitaman, kolostrum (+) |
Abdomen | : | TFU LP Kontraksi | : 28 cm : 99 cm : (-) |
|
| Leopold I | : Bagian teratas bokong |
|
| Leopold II | : Punggung kanan |
|
| Leopold III | : Bagian terendah kepala |
|
| Leopold IV | : Perlimaan 3/5 |
|
| DJJ | : 158 x/menit, kuat reguler |
Genetalia | : | Bersih, tidak ada lendir blood show, tidak ada varises. Pemeriksaan dalam ditemukan pembukaan serviks 1 cm, portio teraba tebal, lunak, selaput ketuban(+), hodge/ penurunan kepala -1 |
Sistem Urinaria
|
Warna urin kuning, terpasang DC, keluhan lain tidak ada. |
Sistem Muskuloskeletal
|
Pasien dapat bergerak bebas, ada edema (> 3 detik), nyeri (-) dan tidak ada kelainan maupun keluhan lain yang mengganggu pergerakan pasien. |
Sistem Neurologi dan Sensori
Kesadaran CM (GCS 15), tidak ada nyeri kepala, kejang, paralisis, parese, parestesi, maupun malaise, pupil isokor, reflek patella (+)/(+). |
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(belum ada hasil pemeriksaan penunjang yang terlampir)
DATA PSIKOSOSIAL
Psikologis : Pasien mengatakan bahwa pasien mengalami bengkak pada kaki, muka serta ada sesak nafas sehingga tidak menyangka bila akan langsung dirujuk ke rumah sakit. Pasien mengungkapkan rasa senangnya akan kelahiran anaknya sudah dinantikannya bersama suami dan keluarganya. Namun, pasien juga mengungkapkan bahwa ia merasa cemas/takut karena dengan adanya sesak nafas dan tekanan darahnya tinggi takut tidak bisa melahirkan dengan normal. Pasien menanyakan kepada bidan, kenapa tekanan darahnya tiba-tiba tinggi, apakah ia bisa menjalani persalinan secara normal dengan kondisinya tersebut.
Sosial : Pasien memiliki hubungan yang baik dengan suami, keluarga, maupun lingkungannya. Tampak suami dan keluarga yang mengantarkan pasien. Selain itu, pasien juga memiliki hubungan yang baik dengan petugas kesehatan, pasien kooperatif dan mudah untuk diajak berkomunikasi.
Ekonomi : Pasien mengatakan untuk persiapan persalinan dan kebutuhan lainnya telah dipersiapkannya bersama suami sejak jauh-jauh hari.
KEYAKINAN, BUDAYA, DAN SPIRITUAL
Pasien tidak memiliki keyakinan tertentu dari budaya maupun agamanya yang bertentangan dengan kesehatan seperti tentang pantangan dan anjuran makanan/minuman, kebiasaan, perawatan kehamilan, persalinan, nifas, maupun program KB.
TERAPI
Pasien dirujuk dari Puskesmas bayongbong dan mendapatkan terapi/ penanganan.
Advide dokter jaga :
- Cek lab darah dan urine
- Pasang Infus RL dan DC
- Terapi : Dopamet 500 mg, Nifedipin 10 mg
- Terapi MgSO4 loading dose 4gram dan maintenance 10 gram
- Consul SpOG
ANALISA DATA
No | Data | Etiologi | Masalah |
1 | DS :
DO :
| Peningkatan sensitivitas terhadap Angiotensin II
Pergeseran diafragma
Edema pulmonal
Dispneu
Ketidakefektifan jalan nafas | Ketidakefektifan jalan nafas |
2 | DS:
DO : TD 150/100 mmHg, HR 85 x/menit, RR 33 x/menit.
| Peningkatan sensitivitas terhadap Angiotensin II
Ketidakseimbangan prostasiklin dan tromboksan A2
Vasosapsme
vasokonstriksi pembuluh darah
hipertensi volume plasma maternal menurun
hemokonsentrasi + hematocrit maternal meningkat
perfusi organ maternal menurun
kapasitas oksigen maternal menurun
perubahan perfusi jaringan | Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan (paru, kardiovaskuler, ginjal, serebral dan hati) |
3 | DS : Pasien mengatakan masih merasakan pergerakan janin.
DO : TD 150/100 mmHg, HR 85 x/menit, RR 33 x/menit.
| Resiko penurunan perfusi jaringan
penurunan cardiac output
gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta
resiko distres janin | Resiko distres janin |
4 | DS : Pasien merasa cemas / takut karena adanya sesak nafas dan tekanan tinggi
DO :
| Peningkatan TD dan gangguan pernafasan
persepsi ancaman terhadap kesejahteraan ibu dan janin
Defisien pengetahuan | Defisien pengetahuan |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan edema pulmonal
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi vaskular sistemik
Resiko distress janin dengan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta
Defisien pengetahuan berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan ibu dan janin
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No | Dx Keperawatan | Tujuan dan criteria Hasil | Intervensi |
1 | Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan edema pulmonal
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas efektif dan ventilasi adekuat, dengan criteria : Pasien menunjukan pola nafas adekuat Pasien menunjukan kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas Tidak ada penggunaan oto bantu pernafasan Tidak ada bunyi nafas tambahan Tidak ada nafas pendek Irama nafas, frekuensi nafas dalam batas normal Tidak ada suara nafas abnormal
| Pantau kecepatan, irama dan kedalaman respirasi Auskultasi bunyi nafas dan adanya buni nafas tambahan Catat pergerakan dada Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan adanya retraksi otot interkosta Anjurkan nafas dalam melalui abdomen selama periode distress pernafasan Atur posisi pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi Dorong pasien untuk bernafas peln-pelan Monitor status respirasi dan oksigenasi sesuai kebutuhan Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi
|
2 | Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi vaskular sistemik
| Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x60 menit, pasien dapat mempertahankan perfusi jaringan yang efektif dengan kriteria : TTV dalam batas normal (TD < 140/100 mmHg, HR 60-100 x/menit, RR 16-20 x/menit, S 36,5-37,50C) Bebas dari sakit kepala Bebas dari klonus, dengan refleks tendon normal Pasien waspada dan terfokus Mempertahankan keluaran urine lebih dari 30 ml/jam Memperoleh hasil persalinan yang positif
| Ambil spesimen (darah dan urine) untuk pemerikaan laboratorium sesuai program, laporkan temuan yang membahayakan kepada dokter Pantau protein urine (setiap jam bila memungkinkan). Kaji tanda iritabilitas SSP (reaksi pupil, pergerakan mata, refleks tendon dalam dan klonus). Kaji adanya perubahan penglihatan berupa berkurang/ kehilangan penglihatan (biasanya sementara), skotoma (timbulnya bintik hitam atau kilatan cahaya pada lapang pandang), atau perubahan lain Jelaskan pentingnya istirahat/ tirah baring untuk memperbaiki perfusi ke ginjal dan pentingnya merubah posisi setiap 2 jam Kaji adanya nyeri kepala
|
3 | Resiko distress janin berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan nutrisi ke plasenta
| Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x20 menit diharapkan status maternal antepartum dalam batas normal, dengan criteria : Reflek neurologis tidak menyimpang dari hasil nilai TTV dalam batas normal (TD < 140/100 mmHg, HR 60-100 x/menit, RR 16-20 x/menit, S 36,5-37,50C) Tidak ada protein urin Tidak ada edema Tidak ada nyeri kepala Penglihatan jelas
| Monitor TTV ibu Pantau DJJ janin Ukur Tinggi fundus uteri Tentukan adanya factor medis yang berhubungan dengan memburuknya kehamilan Kaji ulang riwayat obstetric yang berhubungan dengan factor resiko kehamilan Kaji tingkat pengetahuan pasien Ajarkan tehnik pijat kaki selama 20 menit Anjurkan pasien untuk merendam kaki yang edema dengan air hangat dan dingin dengan perbandingan 3:1 Dokumentasikan hasil laboratorium
|
4 | Defisien pengetahuan berhubungan dengan ancaman terhadap kesehatan ibu dan janin | Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x15 menit diharapkan pasien dapat mengatasi kecemasannya dengan kriteria evaluasi : | Gunakan pendekatan yang menenangkan dan meyakinkan. Dorong pasien mengungkapkan perasaan, harapan/ tujuan, persepsi dan sumber ketakutan yang dialami. Dengarkan pasien dengan aktif dan penuh perhatian. Berikan dukungan sesuai dengan latar belakang pasien, misalnya dengan terapi doa/ berdzikir Ajarkan teknik manajemen ansietas, seperti relaksasi, pernapasan, dan teknik/ strategi koping lainnya Evaluasi tingkat kecemasan pasien
|
IMPLEMENTASI
Tgl | Dx. Kep | Jam | Implementasi | Respon Pasien | Paraf |
4/11/2019
| 1 | 13.00
13.00
13.00
13.00
13.05
13.05
13.05
13.05
13.08
| Memantau kecepatan, irama dan kedalaman respirasi
Mengauskultasi bunyi nafas dan adanya bunyi nafas tambahan Mencatat pergerakan dada
Memantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan adanya retraksi otot interkosta
Menganjurkan nafas dalam melalui abdomen selama periode distress pernafasan
Mengatur posisi pasien semifowler untuk memaksimalkan ventilasi
Mendorong pasien untuk bernafas pelan-pelan
Memonitor status respirasi dan oksigenasi sesuai kebutuhan
Menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi
| DS : - DO: RR 33x/menit
DS : - DO: Bnyi pernafasan tidk teratur, ada bunyi nafas wheezing
DS : - DO: Pasien tampak gelisah
DS : - DO: Pasien melakukan nafas dalam
DS : - DO: Pasien mau duduk posisi semifowler
DS : Pasien mengatakan sedikit sedikit sesak berkurang DO: Pasien mau melakukan apa yang diperintah perawat
DS : - DO: Pasien mendapatkan terapi oksigenasi 5ml
DS: Pasien mengatakan mengerti apa yang disampaikan oleh perawat tentang tehnik relaksasi nafas dalam DO: Pasien dan keluarg tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mengikuti anjuran untuk melakukan tehnik relaksasi | Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai |
4/11/2019
| 2 | 13.10
13.10
13.10
13.10
13.15 | Mengambil spesimen (darah dan urine) untuk pemerikaan laboratorium sesuai program, laporkan temuan yang membahayakan kepada dokter Memantau protein urine (setiap jam bila memungkinkan).
Mengkaji tanda iritabilitas ssp (reaksi pupil, pergerakan mata, refleks tendon dalam dan klonus).
Mengkaji adanya perubahan penglihatan berupa berkurang/ kehilangan penglihatan (biasanya sementara), skotoma (timbulnya bintik hitam atau kilatan cahaya pada lapang pandang), atau perubahan lain Menjelaskan pentingnya istirahat/ tirah baring untuk memperbaiki perfusi ke ginjal dan pentingnya merubah posisi setiap 2 jam
Kaji adanya nyeri kepala | DS : - DO : Spesimen darah dikirimkan oleh keluarga ke lab, hasil belum ada.
DS : - DO : Belum ada hasil lab
DS: DO: Reaksi pupil, pergerakan mata dan refek normal
DS: Pasien mengatakan penglihatan jelas DO: Pasien dapat melihat tangan perawat saat diperintah untung dihitung
DS : - DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mengikuti anjuran untuk istirahat.
| Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
|
4/11/2019
| 3 | 13.00
13.00
13.10
13.10
13.15
13.15
13.15
13.15
13.15 | Memonitor TTV ibu
Memantau DJJ janin
Mengukur Tinggi fundus uteri Menentukan adanya factor medis yang berhubungan dengan memburuknya kehamilan Mengkaji ulang riwayat obstetric yang berhubungan dengan factor resiko kehamilan
Menjelaskan manfaat dan pentingnya pemantauan janin
Mengajarkan tehnik pijat kaki selama 20 menit
Menganjurkan pasien untuk merendam kaki yang edema dengan air hangat dan dingin dengan perbandingan 3:1 Mendokumentasikan hasil laboratorium
| DS : - DO : TD 150/100 mmHg, HR 85 x/menit, RR 33 x/menit, S : 36 oC DS : - DO : DJJ 158 x/menit kuat reguler, his (-)
DS : - DO : TFU 28 cm DS: DO: TD 150/100 mmHg, adanya edema dikaki dan muka, RR 33x/m DS: DO: Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi baik saat sebelum hamil maupun saat pemeriksaan kehamilan sebelumnya DS : - DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan DS : - DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan DS : - DO : Pasien tampak mengerti dengan penjelasan yang diberikan
DS: DO: Belum ada hasil Lab | Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
|
4/11/2019
| 4 | 13.20
13.20
13.20
13.20
13.20
13.20 | Mengunakan pendekatan yang menenangkan dan meyakinkan. Mendorong pasien mengungkapkan perasaan, harapan/ tujuan, persepsi dan sumber ketakutan yang dialami. Mendengarkan pasien dengan aktif dan penuh perhatian.
Memberikan dukungan sesuai dengan latar belakang pasien, misalnya dengan terapi doa/ berdzikir
Mengajarkan teknik manajemen ansietas, seperti relaksasi, pernapasan, dan teknik/ strategi koping lainnya Mengevaluasi tingkat kecemasan pasien
| DS : DO: Pasien tampak tenang
DS: DO: Pasien mengungkapan apa yang dirasakan pasien
DS: DO: Pasien tampak bercerita DS : Pasien mengaku muslim. DO : Pasien tampak dapat mempraktikkan cara berdzikir untuk mengontrol kecemasannya. DS : - DO : Pasien tampak dapat mempraktikkan teknik napas dalam, tampak lebih tenang
DS : Pasien merasa tenang dan pasien mengatakan akan mencoba mengontrol kecemasannya karena cemasnya akan mempengaruhi kondisinya. DO : G3P2A0, pasien tampak tenang, kooperatif, mudah diajak komunikasi | Ai
Ai
Ai
Ai
Ai
Ai |
PENERAPAN INTERVENSI BERDASARKAN EBP
Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan literature review (Widi Lestari, Widyawati, & Admini, 2017) dalam penelitian (Coban & Sirin, 2010) dengan judul “Effect Of Foot Massage To Descrease Physiological Lower Leg Oedema In Late Pregnancy”, memiliki tujuan yaitu untuk menilai efektifitas pijat kaki atau masase kaki dengan edema kaki fisiologis pada kehamilan lanjut. Metode penelitian yang digunakan Penelitian ini menggunakan randomized controlled trial, dengan 80 ibu hamil dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Kriteria inklusi: kehamilan normal usia kehamilan > 30 minggu, edema terlihat pada pergelangan kaki dankaki, kehadiran di pusat perawatan dasar klinik I untuk perawatan kehamilan. Kriteria eksklusi: masalah kejiwaan, tidak hadir dalam acara di klinik I, preeklampsia, eklampsia, dan penyakit sistemik. Hasil pada penelitian ini menunjukan dari 80 responden, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 40 kelompok kontrol dan 40 kelompok intervensi di kelompokan secara acak. Pada kelompok intervensi ditemukan kebiasaan selama kehamilan sebagai pemicu edema kaki sepertti berdiri terlalu lama, kenaikan berat badan berlebih, konsumsi makanan yang mengandung garam terlalu banyak, kurangnya konsumsi minum air putih dalam sehari. Pijatan dimulai dengan kaki dipegang dengan kuat, lalui usap seluruh bagian dari jari kaki sampai ke pergelangan kaki sepanjang bagian atas kaki meggunakan seluruh tangan, dan kembali di bawah kaki ke jari-jari kaki mengunakan lebih sedikit tekanan. Pemijatan dilakukan pada punggung kaki yang diarahkan ke tas, dan dari MP joint mengarah ke punggung kaki kemudian arahkan pemijatan keatas untuk mempelancar sirkulasi darah balik vena. Selama perlakukan pada kelompok intervensi, pengukurangan diambil pada pergelangan kaki kanan. Pijat kaki dilakukan pada kelompok intervensi selama 20 menit setiap hari dan dilakukan selama 5 hari berturutturut menunjukan perubahan yang signifikan pada kaki kanan (derajat edema kebih rendah) yang diberikan intervensi dari pada kelopon kontrol yang tidak diberikan intervensi. Simpulan penelitian ini yaitu Pijat kaki terbukti efektif dapat menurunkan derajat edema kaki fisiologis selama kehamilan lanjut, dengan cara dan daerah yang tepat.
Referensi
Widi Lestari, T. E., Widyawati, M. N., & Admini, A. (2017). Literatur Review: Penerapan Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki Ibu Hamil Trimester Iii Di Wilayah Kerja Puskesmas I Wangon, Banyumas. Jurnal Kebidanan, 8(2), 99. https://doi.org/10.31983/jkb.v8i2.3739
Komentar
Posting Komentar